Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

KCIC Pede, Pemindahan Ibu Kota Tak Pengaruhi Potensi Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Minggu, 13 Februari 2022 11:00 WIB
KCIC terus menggenjot pembangunan kereta cepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. (Foto: Instagram)
KCIC terus menggenjot pembangunan kereta cepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Direktur Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi optimis, rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim) tidak akan mempengaruhi potensi penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung.

Dwiyana mengatakan, potensi penumpang tetap ada karena Jakarta masih akan menjadi pusat ekonomi, bisnis, dan perdagangan, yang ramai dikunjungi masyarakat.

Apalagi, kereta cepat ini juga akan melintasi daerah industri yang sedang tumbuh di sepanjang jalur Jakarta-Bandung.

Baca juga : PPKM Jakarta Kerek Ke Level Tiga Dong...

"Pemindahan IKN tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penumpang, mengingat Jakarta masih tetap menjadi kota perdagangan utama, yang tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya," jelas Dwiyana dalam keterangannya, Minggu (13/2).

Ia juga memaparkan hasil riset Polar UI pada 2021 mengenai potensi penumpang kereta cepat, yang diperkirakan bisa mengangkut 30 ribu penumpang harian. Lebih rendah dari riset LAPI ITB yang sempat merilis angka pengguna sebesar 61 ribu penumpang per hari.

"Penurunan permintaan ini terjadi karena riset Polar UI didasari pada kondisi pandemi Covid-19 dan dampak turunan lainnya, yang berimbas pada turunnya mobilitas warga," terang Dwiyana.

Baca juga : Ini, Tanggapan Dubes Rusia Di Jakarta

Menurutnya, jumlah penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan terdampak pandemi Covid-19, dan mempengaruhi proyeksi pengangkutan hingga lima tahun ke depan.

"Perhitungan demand forecast yang terkini menggunakan pendekatan serta asumsi pertumbuhan yang konservatif. Terutama, di lima tahun pertama masa pengoperasian. Kami terus berharap pandemi ini segera usai, sehingga mobilitas warga bisa kembali normal," papar Dwiyana.

"Walaupun dalam lima tahun pertama pertumbuhan penumpang diasumsikan kecil (konservatif), namun di tahun berikutnya diharapkan ada masa mobilitas orang akan membaik. Seiring menggeliatnya perekonomian kita pasca-Covid-19," imbuhnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.