Dark/Light Mode

Percepat Pemulihan Ekonomi, Bos BI Dorong Transformasi Digital

Senin, 14 Februari 2022 17:13 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: ist)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Transformasi digital, menjadi salah satu agenda prioritas dalam gelaran Presidensi G20 Indonesia 2022 di jalur keuangan (finance track).

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menekankan, pentingnya pembayaran digital dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi. 

Hal tersebut sejalan dengan tema Presidensi G20 2022 yaitu Recover Together, Recover Stronger. Dalam upaya itu, Bank Indonesia telah melakukan 3 inisiatif sebagai bentuk aksi kolektif, kolaboratif dan inklusif di antara negara maju dan berkembang.

Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran yang terdiri atas perbankan maupun fintech. Kedua, pengembangan infrastuktur sistem pembayaran yang terintegrasi, mendukung interoperabilitas dan interkoneksi, dengan inisiatif berupa Standar Open API Pembayaran (SNAP), ekspansi 15 juta pengguna QRIS dan BI-FAST. 

Ketiga, sinergi dan koordinasi yang mencakup elektronifikasi, integrasi transformasi, serta digitalisasi UMKM. 

Baca juga : Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Relawan Sobat Erick Borong Dagangan UMKM Bengkulu

"Untuk itu BI mengembangakan Open Application Programming Interface (API) dan Quick Response (QR). Di mana kedua hal ini ditujukan untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses keuangan di mana pun dan kapan pun," jelas Perry dalam Casual Talks On Digital Payment Innovation Of Banking, Senin (14/2).

Ia menegeskan, sejalan dengan Presidensi G20, bahwa jauh sebelum pandemi pada Mei 2019, BI Bank Indonesia telah meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. "Kami menilai perlu mengintegrasikan ekonomi dan keuangan digital kami, dari perbankan digital, fintech, e-commerce,” kata dia.

Perry menegaskan, BSPI 2025 akan diwujudkan melalui 23 key deliverables yang akan diimplementasikan secara bertahap dalam kurun waktu 2019 hingga 2025. Kini, bank sentral telah memiliki pedoman, sehingga ketika pandemi mobilitas masyarakat di sektor keuangan tidak terhambat dan masih bisa berlanjut.

"Bersyukur kita tidak mengalami yang namanya kemerosotan ekonomi, terutama di sektor keuangan dalam sistem pembayaran. Sekarang, kita bertahan ekonomi menuju pulih," yakin Perry.

Dari data BI, kata Perry, pada Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 66,65 persen yoy mencapai Rp 34,6 triliun. Nilai transaksi digital banking meningkat 62,82 persen yoy menjadi Rp 4.314,3 triliun.

Baca juga : Perkumpulan Kader Bangsa Bakal Gelar Dialog Transformasi Indonesia Dan Tantangan Kepemimpinan Nasional

Sementara nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 14,39 persen yoy menjadi Rp 711,2 triliun. Kemudian transaksi QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat, dengan nominal mencapai 290 persen yoy dan volume tumbuh 326 persen yoy.

Gubernur BI menyampaikan hal tersebut pada pembuka sesi bertajuk Inovasi Sistem Pembayaran Digital (14/2) yang merupakan bagian dari side event rangkaian pertemuan kedua tingkat Deputi Kementrian Keuangan dan Bank Sentral (Finance and Central Bank Deputies Meeting/FCBD), dan pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings/FMCBG) Presidensi G20 yang berlangsung mulai tanggal 14-19 Februari 2022.

Perry mengungkapkan, layanan digital banking telah berkembang secara baik dalam menyediakan pembayaran ritel. Perkembangan digital memerlukan kunci utama yakni keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko, serta bersama-sama menuju pembayaran mancanegara. 

Dalam kondisi saat ini, kolaborasi dan aksi bersama antara negara berkembang dan negara maju kian penting sejalan dengan tujuan dari G20. "Di sisi domestik, berbagai strategi akan efektif apabila seluruh pemangku kepentingan bekerja sama melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif," ujar Perry.

Hal senada dikatakan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Menurut dia,  pembayaran digital dapat mendukung setiap dimensi pariwisata yaitu Cleanliness, Health, Safety, and Evironment (CHSE) yang mendorong jumlah dan transaksi wisatawan. 

Baca juga : Kominfo Dorong Pemanfaatan Ruang Digital Positif & Produktif

"Pendalaman inisiatif pembayaran digital yang dilakukan BI diyakini dapat mengakselerasi sektor pemerintah maupun bisnis," ucapnya. 

Sementara di sektor transportasi, ekspansi konektivitas jalan tol menjadi prospek positif bagi industri pembayaran digital. Adapun dari sisi perbankan, pembayaran digital secara signifikan telah mendorong tingkat transaksi nasabah di seluruh daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Bank Indonesia bersama Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem, Ketua Perbanas Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Pandu Sjahrir, Wakil Ketua KADIN Shinta W Kamdani, meluncurkan program #AyoPakai QRIS Road to 15 juta pengguna baru. 

Acara yang diwujudkan dengan aksi scan QRIS, untuk pembelian sate Pasar Gawok jarak jauh, menjadi representasi meluasnya penggunaan QRIS yang telah terentang di penjuru daerah hingga mancanegara. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.