Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Bentuk Tim Khusus Pulihkan Kinerja Yang Loyo
BUMN Konstruksi Pede Tahun Ini Kembali Joss
Jumat, 18 Februari 2022 08:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turun tangan mengatasi buruknya kesehatan keuangan perusahaan pelat merah di sektor konstruksi dan jalan tol. Menteri BUMN Erick Thohir pun membentuk Tim Project Management Office (PMO).
PMO tersebut beranggotakan enam BUMN Karya. Yakni, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PT PP, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Hutama Karya (Persero).
Baca juga : Indeks PIKP Tunjukan Kinerja Komunikasi Publik Pemerintah Membaik
Wakil Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Aloysius Kiik Ro mengatakan, pembentukan PMO bertujuan agar para BUMN Karya mendukung agenda Pemerintah dalam pengembangan infrastruktur. Termasuk untuk mencapai tiga sasaran utama, yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu.
“Untuk itu, HK bersama PP Brantas Abipraya, Waskita Karya, Wika dan Adhi Karya sepakat membentuk PMO untuk membuat langkah perbaikan,” ujar Aloysius di Jakarta, Selasa (15/2). Untuk merealisasikan hal tersebut, dibentuk beberapa Sub PMO. Salah satu Sub PMO yang menjadi concern adalah Sub PMO Spesialisasi.
Baca juga : Denmark Siap Luncurkan Penerbangan Domestik Bebas Fosil Di Tahun 2030
Setiap BUMN Karya memiliki segment champion masing-masing, dan Hutama Karya menjadi champion pada segment Roads and Related Building. Adapun Sub PMO lainnya, yakni Financial & Risk Policy, Financial Dashboard, Core Competency dan Asset Recycling Property. Diharapkan, PMO ini dapat memberikan dampak positif bagi nilai ekonomi dan nilai sosial.
Terutama dalam mencapai pertumbuhan sektor infrastruktur, serta mendorong sistem manajemen perusahaan yang lebih baik. Secara rinci, Aloysius membeberkan keempat sub PMO tersebut. Pertama, sub PMO untuk spesialisasi. Para BUMN karya nantinya akan memiliki spesialisasi yang berbeda bidang. Baik dari segi pengetahuan, keahlian, teknologi, peralatan, hingga risiko utama keuangan.
Baca juga : Menteri Basuki Tekankan Pentingnya Kualitas Konstruksi Bendungan
“Kami sadar belum ada kontraktor di Indonesia yang benar-benar fokus di dalam segmen-segmen tertentu. Alhasil, kontraktor domestik gontok-gontokan, kontraktor asing yang masuk sini akan mendominasi beberapa segmen pasar,” ucapnya. Misalnya, Engineering Procurement Construction (EPC), oil and gas, power plant, yang didominasi oleh perusahaan asing. Apalagi mereka kuat dari segi finansial dan memiliki keahlian yang mumpuni. “Nah, kami ingin bergerak ke sana,” ujar Aloysius.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya