Dark/Light Mode

Gonjang-ganjing Harga Rawan Terjadi Hingga Mei

Lutfi Siapin Kebijakan Sikapi Kisruh Kedelai

Minggu, 20 Februari 2022 08:20 WIB
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. (Foto:
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. (Foto:

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengrajin tahu dan tempe kecewa harga kedelai sering bergejolak. Mereka mengusulkan komoditas tersebut dimasukkan sebagai jenis pangan strategis sehingga Pemerintah bertanggung-jawab menjaga pasokan dan stabilitas harganya.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan mitigasi kebijakan merespons kisruh harga kedelai di Tanah Air.

“Mitigasinya akan diputuskan minggu depan. Nanti akan saya umumkan kebijakannya,” kata Mendag kepada wartawan di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (17/2).

Baca juga : 7 Orang Yang Terjaring OTT Di Langkat Digiring Ke Markas KPK

Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai pada pekan kedua Februari 2022 mencapai 15,57 per bushels. Harga ini diperkirakan terus naik hingga Mei yang mencapai 15,78 per bushels. Dan, baru mulai turun pada Juli, menjadi 15,75 per bushels.

Kenaikan harga kedelai di pasar internasional membuat harga kedelai impor di Indonesia ikut melambung. Pengrajin tahu dan tempe saat ini membeli kedelai hingga Rp 13.000 per kilogram (kg). Padahal di kondisi normal, harga bahan baku tersebut hanya Rp 9.000 per kg.

Lutfi menjelaskan, salah satu penyebab harga kedelai naik dipengaruhi iklim. Yakni, iklim Elnina yang sangat basah di Argentina dan Amerika Selatan. Kondisi ini membuat suplai kedelai menjadi terbatas dan membuat harga naik.

Baca juga : Airlangga: UU Cipta Kerja Sudah Tingkatkan Investasi Dan Ciptakan Lapangan Kerja

Selain itu, terjadi lonjakan permintaan dari China untuk keperluan ternak babi. Saat ini ada lima miliar babi yang ternyata semua pakannya berasal dari kedelai.

“Di China, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai. Tapi sekarang mereka makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar bibi di peternakan China itu makan kedelai,” ucapnya.

Akibatnya, lanjut Mendag, permintaan Kedelai di dunia sangat tinggi. Kondisi ini menyebabkan harga kedelai yang masuk Indonesia juga tinggi.

Baca juga : Jelang Tanding Lawan Afghanistan, Shin Tae-yong Yakin Kekuatan Skuad Garuda

Lutfi menerangkan, budidaya kedelai di Indonesia saat ini dalam kondisi bagus. Meski begitu, pasokan domestik baru mencapai 500 ribu sampai 750 ribu ton per tahun. Sementara kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 3 juta ton pertahun.

“Dengan demikian, 80-90 persen dari kebutuhan nasional masih diimpor dari sejumlah negara,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.