Dark/Light Mode

Buntut Invasi Rusia Ke Ukraina

CIPS: Pemerintah Kudu Gercep Antisipasi Lonjakan Harga Pupuk Dan Gandum Dalam Negeri

Sabtu, 26 Februari 2022 13:45 WIB
Ilustrasi panen gandum di Distrik Novovodolazhsky, Kharkiv, Ukraina. (Foto: Net)
Ilustrasi panen gandum di Distrik Novovodolazhsky, Kharkiv, Ukraina. (Foto: Net)

 Sebelumnya 
Perubahan iklim telah memengaruhi perubahan cuaca yang tidak menentu, peningkatan suhu udara, dan kekeringan.

Tiga hal tadi sudah berkontribusi pada melemahnya ketahanan pangan. Kondisi ini juga mempersulit petani dalam menentukan waktu tanam yang tepat, mengakibatkan gagal panen dan kelangkaan pangan di waktu mendatang.

Baca juga : Pertamina Pastikan Pasokan BBM Dan LPG Aman

Pembahasan mengenai perubahan iklim menjadi semakin relevan, karena meningkatnya kerawanan pangan justru akan berakibat kepada konflik dan migrasi besar-besaran dalam jangka panjang.

Sayangnya, perang Rusia-Ukraina akan menggeser urgensi menyelesaikan masalah iklim. Pupuk, gandum dan energi adalah produk antara, yang kelangkaannya akan merambat ke naiknya harga produk turunan.

Baca juga : Final Liga Champions Dipindah Dari St. Petersburg Ke Paris

"Konflik global akan memberikan tantangan terhadap inflasi, terutama produk pangan dan energi. Indonesia harus memanfaatkan G20, untuk bersama-sama membangun rantai nilai yang lebih resilient atau tahan banting. Serta membatasi meluasnya dampak perang Rusia-Ukraina,” pungkas Krisna. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.