Dark/Light Mode

Tunjukkan Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi

Menko Airlangga: Pemerintah Terus Bekerja Keras Ciptakan Iklim Usaha Kondusif

Kamis, 3 Februari 2022 14:09 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sinyal optimisme pemulihan ekonomi terus bertambah. Khususnya, terlihat dari sektor manufaktur yang semakin menggeliat.

"Kinerja sektor manufaktur yang terus terekspansif perlu diapresiasi. Pemerintah juga akan terus bekerja keras menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga performa positif ini dapat terus ditingkatkan," ujar Menko Airlangga, Kamis, (3/2).

Sikap optimisme Airlangga didasari pada Laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) yang diterbitkan IHS Markit, output sektor manufaktur Indonesia kembali di posisi ekspansif sebesar 53,7 pada Januari 2022, lebih tinggi dari bulan Desember 2021 yang mencapai 53,5.

Baca juga : Inflasi Terjaga, Sinyal Pemulihan Ekonomi Kian Positif

Dengan demikian, sektor manufaktur melanjutkan level ekspansi selama lima bulan berturut-turut dan masih mengungguli beberapa negara ASEAN seperti Thailand (51,7), Filipina (50,0), dan Myanmar (48,5).

"Dalam rangka menjaga tren pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah akan terus mencermati berbagai risiko pencapaian inflasi tahun 2022, termasuk yang berasal dari imported inflation," ungkapnya.

Airlangga mengatakan, hal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dunia. Permintaan yang tinggi telah mendorong naiknya harga-harga komoditas esensial dan berdampak terhadap kenaikan inflasi global.

Baca juga : Wagub Jatim: Prasyarat Pemulihan Ekonomi Bukan Pelonggaran Prokes, Tapi Menekan Kasus Covid

IMF dalam publikasi terbaru World Economic Forum, yang dirilis Januari 2022 juga menyampaikan bahwa kenaikan inflasi merupakan salah satu faktor risiko pemulihan ekonomi di tahun 2022.

Berlanjutnya harga energi yang tinggi disertai gangguan rantai pasok telah mendorong peningkatan inflasi. Terutama, di Amerika Serikat dan banyak negara Emerging Market and Developing Economies (EMDE).

Amerika Serikat sendiri menutup tahun 2021 dengan tingkat inflasi menembus 7 persen, dan merupakan yang tertinggi sejak Juni 1982.

Baca juga : Kebut Pertumbuhan Ekonomi, Airlangga Tekankan Perlunya Komunikasi Strategi Global

Airlangga memastikan, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia maupun Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah untuk memitigasi berbagai tantangan pencapaian inflasi tahun 2022, baik yang berasal dari global maupun domestik.

"Penguatan program kerja dan strategi kebijakan pengendalian inflasi di level daerah menjadi strategis dalam mendukung pencapaian inflasi nasional tetap terkendali di tengah risiko-risiko yang dihadapi,” tutur Menko Airlangga.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.