Dark/Light Mode

Bisa Dongkrak Ekonomi, Pengusaha Dukung Status Pandemi Jadi Endemi

Senin, 7 Maret 2022 18:09 WIB
Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang. (Foto: ist)
Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana Pemerintah yang akan mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi membawa angin segar dan kabar bahagia kepada para pengusaha. 

Menurut Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang, dengan perubahan status ini tentu akan menggairahkan dan mengembalikan berbagai aktivitas perekonomian secara perlahan ke arah yang normal sesungguhnya. 

“Pelaku usaha akan siap menjalankan status endemi dengan aturan protokol yang ditetapkan perekonomian,” ujarnya kepada RM.id, Senin (7/3).

Baca juga : Tambah Modal, Ekonom Kompak Dukung BSI Segera Jadi BUMN

Menurut dia, pelaku usaha menunggu keputusan pemerintah kapan status endemi akan diberlakukan dengan memperhatikan berbagai aspek sebagaimana arahan Presiden baik dari sisi sains, kesehatan, sosial, budaya dan ekonomi termasuk tingkat pengendalian Covid-19.

Pengusaha berharap status pendemi ini dapat ditetapkan pertengahan Maret 2022 agar pelaku usaha dapat memanfaatkan momentum bulan puasa dan Idul Fitri untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat dan kesempatan untuk meningkatkan omzet dan profit guna memperkuat arus kas yang dua tahun ini sangat sekarat.

Menurut dia, jika momentum bulan puasa dan Idul Fitri tahun ini dapat dimanfaatkan secara maksimal maka akan berpotensi memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022. “Keputusan itu dipastikan akan mampu menggenjot konsumsi rumah tangga yang signifikan, gairah ekonomi akan tumbuh dan perputaran uang akan meningkat dan mengalir dari kota ke daerah,” bebernya.

Baca juga : Dongkrak Ekonomi, Pemerintah Terus Tingkatkan Penyaluran KUR Bagi UMKM

Terlebih jika masyarakat di izinkan untuk mudik ke kampung halaman,akan lebih mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah yang akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya dalam dua tahun terakhir uang yang mengalir ke daerah saat Idul Fitri tidak begitu besar akibat pembatasan dan larangan mudik serta dampak pandemi Covid-19 terhadap keuangan masyarakat. 

“Seiring dengan proses pemulihan ekonomi, di mana keuangan masyarakat juga sudah mulai membaik, maka mudik tahun ini diperkirakan akan mampu mendorong uang mengalir dari kota ke daerah semakin besar,” katanya.

“Jika ini menjadi kenyataan maka target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 yang dipatok pemerintah dikisaran 5,00-5,5 persen akan dapat tercapai,” tambahnya.

Baca juga : Puan Maharani Dukung Modernisasi Pabrik Petrokimia

Di tengah gejolak perang Rusia-Ukraina yang berdampak terhadap perekonomian global dan perekonomian nasional kita harus mampu memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional dengan memanfaatkan berbagai kesempatan dan peluang yang ada. Kita harus siap menghadapi dan mengantisipasi kemungkinan yang terjelek dampak perang Rusia-Ukraina yang akan mempengaruhi harga minyak dunia,harga komoditi dan pangan.

Pemerintah sudah harus menyusun skenario antisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi jika perang ini berkepanjangan dan semakin luas yang melibatkan negara negara anggota NATO. Terlebih awal April sudah memasuki bulan puasa, dimana kebutuhan berbagai pokok pangan semakin meningkat, agar Pemerintah dapat memastikan ketersediaan pokok pangan agar tidak terjadi gejolak harga yang melampaui kemampuan daya beli masyarakat. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.