Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Harga Avtur Naik, Operasional Membengkak
Garuda Indonesia Ogah Buru-buru Kerek Tiket
Jumat, 11 Maret 2022 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Bisnis penerbangan hadapi hantaman bertubi-tubi. Belum pulih akibat terdampak pandemi, maskapai kini sedang menghadapi kenaikan harga avtur. Meskipun begitu, mereka tak mau buru-buru kerek tarif tiket pesawat.
Harga avtur naik akibat terdampak perang Rusia dengan Ukraina. Konflik negara tetangga itu mendorong harga minyak dunia menuju level teratas.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I Faik Fahmi mengungkapkan, gejolak harga acuan minyak dunia mendorong harga avtur melonjak. Hal ini otomatis membuat biaya operasional maskapai membengkak.
Baca juga : Harga Avtur Naik, Biaya Operasional Maskapai Membengkak
“Konflik di Ukraina perlu diantisipasi karena kecenderungannya harga avtur mulai meningkat. Dan, ini akan berdampak ke tiket,” ujar Faik dalam acara webinar aviasi bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) secara virtual, Rabu (9/3).
Menurutnya, kenaikan harga bahan bakar pesawat akan membuat industri maskapai menghadapi beban berat bila tidak ada penyesuaian tarif tiket.
“Meski telah terjadi transisi pandemi menuju endemi, sektor penerbangan belum serta-merta akan pulih,” kata Faik.
Baca juga : Tim Indonesia Batal Ke Polandia
Mengutip proyeksi global oleh berbagai lembaga internasional, Faik mengungkapkan, tingkat mobilisasi masyarakat masih rendah karena fluktuasi kasus Covid-19. Pergerakan penerbangan internasional akan kembali seperti normal pada 2023.
Adapun, Asia akan menjadi wilayah yang paling lama mencapai pemulihan lantaran negara-negara di regional umumnya menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat. Saat ini, pergerakan penumpang di Asia hanya 40 persen dibandingkan dengan masa normal. Sedangkan Amerika Utara akan memimpin pemulihan dengan trafik lebih dari 80 persen.
“Faktor regulasi sangat berpengaruh dengan pergerakan penumpang udara dan pemulihan industri,” sebut Faik.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya