Dark/Light Mode

Ini Jurus Bos PLN Capai Nol Emisi Karbon Di Forum ETWG-1 G20

Kamis, 24 Maret 2022 18:12 WIB
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo di Forum ETWG-1 G20, di Yogyakarta, Kamis (24/3/2022). (Dok. PLN)
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo di Forum ETWG-1 G20, di Yogyakarta, Kamis (24/3/2022). (Dok. PLN)

 Sebelumnya 
Menurut Darmawan, tahun ini PLN akan menambah kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 228 MW. Ia merinci, akan ada PLTP yang beroperasi sebesar 45 MW.

Sedangkan PLTA dan PLTM akan bertambah 178 MW dan pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 5 MW. Tak hanya menggencarkan pembangunan pembangkit EBT, PLN juga secara paralel menjalankan skenario mempensiunkan lebih awal (early retirement) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara bertahap hingga 2056.

Tahap pertama, hingga 2030, PLN akan mengurangi 5,5 GW PLTU. Pada tahap kedua, PLN akan mempensiunkan PLTU subcritical sebesar 10 GW pada 2040.

Baca juga : Indonesia Beberkan Capaian Parlemen Modern Di Forum ASGP

Sedangkan pada 2050, PLN mengakhiri PLTU subcritical sebesar 18 GW dan supercritical 7 GW.

"Tahap terakhir pada tahun 2055, PLTU ultra-supercritical 10 GW dipensiunkan," ujar Darmawan.

Ia menegaskan, PLN mengganti PLTU dengan pembangkit EBT.

Baca juga : PLN Gandeng ADB, Tekan Emisi Karbon Di Sektor Kelistrikan RI

“Angka ini akan berkontribusi pada pengurangan emisi total sebesar 53 juta ton CO₂,” ungkap Darmawan.

Pengurangan emisi karbon tidak bisa menunggu seluruh PLTU pensiun. Maka, PLN dalam operasional PLTU juga menerapkan teknologi ramah lingkungan.

PLN, misalnya, menggunakan teknologi ultra supercritical dan co-firing pada PLTU yang saat ini masih beroperasi.

Baca juga : Ini 5 Jurus Kadin Perkuat Industri Logistik Maritim

Program co-firing ini merupakan upaya percepatan pencapaian target bauran energi EBT 23 persen tanpa harus membangun pembangkit baru dengan melakukan substitusi sebagian kebutuhan batu bara dengan biomassa di 52 PLTU.

Program co-firing menjadi salah satu langkah awal untuk pengurangan emisi. Hingga Februari 2022, program co-firing telah diterapkan di 28 PLTU dengan total energi hijau yang dihasilkan mencapai 96.061 MWh.

“Kami juga menjalankan program dedieselisasi melalui konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di daerah remote dengan pembangkit listrik berbasis EBT melalui skema hybrid,” kata Darmawan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.