Dark/Light Mode

Demi Efisiensi Biaya Operasional, PHE Genjot Program OPTIMUS

Selasa, 5 April 2022 17:36 WIB
Ilustrasi. (Dok. Pertamina)
Ilustrasi. (Dok. Pertamina)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding Upstream Pertamina terus menggalakkan cost optimization menjadi salah satu budaya perusahaan melalui program OPTIMUS (Optimization Upstream).

Direktur Pengembangan dan Produksi PHE Wiko Migantoro, menjelaskan program OPTIMUS adalah inovasi berupa optimalisasi biaya yang menjadi budaya perusahaan dalam mencapai volume produksi yang direncanakan, dengan biaya yang lebih rendah.

Program ini dinilai penting dijalankan di PHE karena minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan dan memiliki sifat penurunan produksi secara alamiah.

Untuk mengelolanya kata Wiko, diperlukan penggunaan biaya yang efisien dan optimum agar tidak timbul biaya tinggi.

Baca juga : Pelototi HET Migor Di Pasar Tradisional, KSP Minta Pemda Dilibatkan

"Di samping itu, fluktuasi harga komoditas yang disebabkan oleh beberapa faktor di masa transisi energi dan situasi geopolitik memerlukan banyak upaya inovasi dan optimasi di lingkungan PHE," imbuh Wiko.

Pertamina Hulu Energi

Program OPTIMUS yang telah berlangsung sejak Januari 2021 diluncurkan dengan tujuan menjaga keberlangsungan operasi, kemampuan investasi dan menciptakan laba di PHE.

Pada tahun 2021, Program OPTIMUS berhasil mencatatkan optimasi biaya hingga 581 Juta dolar AS yang dilakukan di seluruh Regional dibawah pengelolaan PHE.

Terdapat beberapa program optimasi ABO (Anggaran Biaya Operasi) antara lain seperti, penggunaan material ex-WK Terminasi di Regional Sumatera dan Jawa.

Baca juga : Harga Avtur Naik, Biaya Operasional Maskapai Membengkak

Selain itu, biaya sewa ESP dengan merubah skema rental ke purchase di Regional Jawa, Efisiensi production cost di PIEP non operator di Regional Internasional serta penggunaan chemical untuk waxy crude oil di Regional Indonesia Timur.

Selain itu, pertumbuhan pendapatan tahun 2021 juga diperoleh melalui beberapa program antara lain produksi dan lifting percepatan project Marakesh serta tambahan penjualan cargo LNG PHSS dan PHM di Regional Kalimantan.

Di Regional Sumatera juga mempunyai program peningkatan pendapatan melalui efek peningkatan lifting dari RKAP.

Pertamina

Selain itu, pengembalian pajak sesuai keputusan Mahkamah Agung di Regional Indonesia Timur juga turut menyumbang pertumbuhan pendapatan di lingkungan Subholding Upstream Pertamina.

Baca juga : Demi Efisiensi Biaya Operasional, PLN Gandeng Grab

Tahun 2022, upaya untuk Optimisasi Biaya dan Pertumbuhan Pendapatan terus dilakukan dengan target sebesar 160 Juta dolar AS.

Upaya tersebut dilakukan melalui pembentukan Gugus tugas, dengan mengedepankan sinergi serta kolaboratif dari berbagai fungsi di Subholding Upstream Pertamina dengan penguatan stream Business Support.

"Hingga Februari 2022 Subholding Upstream Pertamina mencatatakan optimasi biaya capai 19.5 Juta dolar AS,’’ pungkas Wiko. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.