Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekonomi RI Diramal Tumbuh 4,8 Persen Di Kuartal I-2022

Jumat, 6 Mei 2022 14:20 WIB
Pertumbuhan ekonomi/ilustrasi (Grafis: Istimewa)
Pertumbuhan ekonomi/ilustrasi (Grafis: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky memperkirakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 4,85 persen year on year (yoy) pada kuartal I-2022.

"Pertumbuhan PDB di kuartal I-2022 diestimasi berkisar 4,85 persen, atau sekitar 4,75 persen hingga 4,95 persen year on year," katanya, dalam Laporan Indonesia Economic Outlook, Jumat (6/5), seperti dikutip Antara.

Dari sisi permintaan, daya beli masyarakat, yang sempat tertahan oleh penyebaran Covid-19, telah mulai meningkat. Hal ini seiring dengan kenaikan mobilitas masyarakat dan aktivitas produksi.

Baca juga : Joss! Astra Raup Pendapatan Rp 71,9 T Di Kuartal I

Namun demikian, pemulihan ekonomi Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya konflik antara Rusia dan Ukraina yang meningkatkan harga komoditas terutama harga pangan dan energi global.

Sebagai produsen utama batubara dan minyak sawit mentah (CPO), kenaikan harga komoditas membuat Indonesia dapat menikmati surplus perdagangan sebesar 9,33 miliar dolar AS di kuartal I-2022. Namun, indeks harga produsen tercatat telah tumbuh 8,77 persen year on year atau melampaui indeks harga konsumen yang tumbuh 2,64 persen yoy pada Maret 2022, yang mengindikasikan terdapat inflasi yang belum diteruskan oleh produsen.

"Peningkatan harga energi juga memberikan tekanan pada sisi fiskal. Estimasi kami mengindikasikan kenaikan harga energi akan meningkatkan belanja subsidi dari Rp 207 triliun ke Rp 314,4 triliun di 2022," katanya.

Baca juga : BP Tapera Percepat Pemutakhiran Data Kepesertaan 27,16 Persen Di Kuartal II 2022

Peningkatan harga energi juga akan menurunkan ruang fiskal dari sekitar 15 persen ke 11,9 persen. Sehingga reformasi skema subsidi energi, dari subsidi produk ke subsidi untuk penduduk yang ditarget, sangat dibutuhkan. Hal ini agar defisit APBN 2022 dapat kembali ke bawah 3 persen dari PDB di 2023.

Ia menambahkan, tekanan inflasi yang meningkat selama 2022 juga membutuhkan koordinasi yang lebih solid antara Bank Indonesia dan Kemenkeu untuk menjaga ekspektasi inflasi agar tidak mengarah ke inflasi yang terlalu tinggi.

"Terlepas dari berbagai tantangan, kami masih berpandangan pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2022 akan kembali ke level pra-pandemi di kisaran 5,0 persen year on year," katanya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.