Dark/Light Mode

Harga Tiket Pesawat Mahal, Pertumbuhan Ekonomi Kena Getahnya

Rabu, 5 Juni 2019 23:43 WIB
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: net)
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mahalnya harga tiket pesawat dikeluhkan masyarakat. Pemerintah pun putar otak mengatasinya. Salah satunya mengundang maskapai asing.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pada dasarnya harga tiket pesawar merupakan keputusan internal maskapai. Namun, jika banyak pesaing mereka akan pikir-pikir untuk menaikkan harga.

Baca juga : Harga Tiket Pesawat Mahal, Ini Solusi Pengusaha

“Struktur pasarnya duopoli hanya ada Garuda Indonesia sama Lion Air. Dia tidak akan bisa menaikkan itu jauh-jauh kalau pesaingnya ada," kata Darmin pada acara open house di Jakarta, Rabu (5/6). 

Menurut dia, jika struktur pasar cenderung memberikan kekuatan agak berlebih di produsen maka jawabannya adalah undang saingannya. Tujuannya agar maskapai dapat menekan harga tiket pesawat agar tidak dijual mendekati tarif batas atas (TBA). 

Baca juga : Tiket Pesawat Kemahalan

Untuk itu, maskapai asing diberikan kesempatan untuk mengatasi tingginya harga tiket pesawat. "Kenaikan itu tidak akan terjadi setajam itu kalau pasarnya tidak duopoli," jelas Darmin. 

Darmin mengatakan, mahalnya harga tiket berdampak pada industri pariwisata. Alhasil pertumbuhan ekonomi akan terganggu. "Kalau dia (harga tiket pesawat) tidak ada gangguan itu (pertumbuhan ekonomi) bisa 5,1 sampai 5,2 persen bisa dapat," tutur Darmin.

Baca juga : Soal Harga Tiket Pesawat, Kemenhub Imbau OTA Berikan Informasi Detail

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai masuknya maskapai penerbangan asing akan menimbulkan permintaan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan sehingga harga tiket pesawat akan terkoreksi. "Ini saran yang baik dari presiden. Ide baik ini akan kita kaji," kata Budi di Jakarta, Senin (3/6).

Budi menyatakan perusahaan penerbangan asing yang akan masuk ke Indonesia harus memenuhi dasar cabotage. Selain itu, maskapai asing nantinya juga bisa bekerja sama dengan perusahaan Indonesia. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.