Dark/Light Mode

Awalnya Hobi, Bikin Kue Jadi Bisnis Gurih

Dekuweh Jadi Langganan Pejabat

Rabu, 3 Juli 2019 16:09 WIB
Karyawan Dekuweh sibuk menguleni adonan di dapur Ana Braman Setyo yang menjadi markas produsen makanan tradisional ini. (Foto : Putu Wahyu Rama /Rakyat Merdeka).
Karyawan Dekuweh sibuk menguleni adonan di dapur Ana Braman Setyo yang menjadi markas produsen makanan tradisional ini. (Foto : Putu Wahyu Rama /Rakyat Merdeka).

RM.id  Rakyat Merdeka - Berawal dari hobi membuat kue tradisional, Ana Braman Setyo (56) sukses membangun bisnis yang dilabeli Dekuweh. Saat ini, kue buatan Ana sering jadi langganan kue para pejabat hingga kementerian/lembaga yang ada di Indonesia.

Sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), ibu tiga orang anak ini sudah hobi membuat kue-kue, mulai dari tradisional hingga kue cake kekinian. Kemudian beranjak di bangku SMA dan kuliah, Ana makin serius belajar otodidak membuat kue.

Namun ketika ia bekerja di Surabaya, Jawa Timur, hobi masaknya sempat terhenti lantaran sulitnya ia membagi waktu antara bekerja dan membuat kue. Setelah menikah dan pindah ke Jakarta, ia pun berhenti bekerja kemudian hanya mengurus rumah tangga saja.

Ana yang tidak melakukan apa-apa alias menganggur, membuat hobinya yang terpendam muncul lagi. “Jadi bikin kue itu sekadarnya aja. Namanya istri seorang PNS, saya hanya disibukkan Darmawanita, sisanya ya nggak ngapa-ngapain. Dan bosan juga lama-lama,” ceritanya saat ditemui Rakyat Merdeka di kediamannya, Jakarta, kemarin.

Di 2010, sang adik memanas-manasi Ana untuk kembali keahliannya membuat kue dan dipasarkan. Akhirnya di 2012, Ana memberanikan diri membuka outlet kue-kue buatannya di kawasan Kemang Raya, Jakarta Selatan.

Namun sayang di tahun ke-3 nya, outlet tersebut harus tutup lantaran Ana merasa tak nyaman dengan membuka outlet. Sebab saat itu ia harus terus memenuhi stok kue di toko, sementara setiap hari tak semua kue habis. Yang akhirnya bisa membuat kue menjadi basi dan mubazir.

Baca juga : Startup Ini Bantu Pebisnis Kerek Layanan Pelanggan

“Saya cukup idealis di bisnis kue ini. Semua kue yang ada di outlet, harus saya yang buat dan nggak terima titipan kue dari mana pun. Jadi benar-benar saya kontrol. Tapi karena nggak cocok dengan jiwa saya dan sayang kue-kuenya menjadi basi, saya tutup outlet dan beralih ke sistem by order di media sosial,” curhatnya.

Dengan menerapkan bisnis by order ini, Ana mengaku lebih nyaman dan bisa mengatur ritme produksinya, sehingga tak ada lagi bahan atau kue yang terbuang sia-sia. Biasanya pelanggan memesan lewat nomor What’s Apps pribadinya atau nomor yang ada di akun Instagram @dekuweh. Ia pun melayani order setiap hari dari pagi hingga jam empat sore. Keesokan harinya kue pesanan baru diantar.

Ketika outletnya masih buka, kebetulan sudah banyak yang menjadi pelanggannya. Mereka pun terus melakukan order berulang untuk kegiatan acaranya. 

Pelanggan Dekuweh rata-rata pegawai kantor baik swasta maupun kantor kementerian, BUMN mulai dari Pertamina, Wijaya Karya, BRI, BNI, Mandiri.

“Satu lagi yang sering sekali pesan itu Pemprov DKI dan keluarga Pak Anies Baswedan, semenjak beliau menjadi rektor di Universitas Paramadina,” ucap istri bos Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Braman Setyo ini.

Bahkan sang istri, Ferry Baswedan, kerap memesan sendiri ke Dekuweh dengan order kue basah andalannya Bubur Madura (yang terdiri dari bubur sumsum, cendil, mutiara, hingga bubur ketan hitam). “Pada Mei 2019 kemarin, ia juga memesan tumpeng untuk merayakan ulang tahun Anies Baswedan,” ceritanya.

Baca juga : Kata Rommy, Uang Dari Haris Sudah Dikembalikan, Tapi Nggak Pernah Sampai

Dekuweh, kata Ana melayani berbagai jenis kue tradisional maupun modern. Untuk kue tradisional, setidaknya ia melayani sekitar 60-70 jenis kue tradisional yang rata-rata kue jajanan pasar bisa dalam berbentuk nampan ataupun snack box. 

“Dibantu dengan 8 orang karyawan, per hari minimal saya melayani order 150-200 boks. Bubur tumpeng sebulan bisa 3-5 kali. Tapi pelanggan lebih sering pesan kue favoritnya itu singkong warna-warni diberi topping keju dan risol mayo juga banyak dipesan,” rincinya.

Ana membanderol harga kuenya mulai dari Rp 5.500 hingga Rp 6.500 per item. Untuk satu boks, biasanya berisi tiga item dengan air mineral gelas dan diharga sekitar Rp 18-19 ribu per boks. Saat ini omzet Dekuweh bisa mencapai Rp 100 juta per bulannya.

“Keuntungan itu anggap saja bonus. Saya memang hobi bikin kue dan saya sangat senang menjalani bisnis kue ini. Kalau bisnis berdasarkan hobi itu seolah tanpa beban, jadi senang aja,” katanya.

Ke depan, lanjut Ana, ia memiliki keinginan lagi untuk mendirikan outlet barunya. Namun kali ini dengan perhitungan yang lebih matang dan ditangani langsung oleh anak bungsunya.

“Sudah ada satu outlet yang sedang didesain interiornya. Saya sewa di sebuah Gedung Menara Mandiri yang dulunya Plaza Bapindo di kawasan Sudirman. Insya Allah Agustus nanti rampung, doakan ya,” pintanya.

Baca juga : WA dan Medsos Dibikin Sekarat, Demi Keamanan Negara

Persaingan Kue Tradisional

Diakui Ana, peluang di bisnis kue tradisional masih cukup besar. Sementara bisnis kue tradisional memiliki tantangan-nya sendiri. “Buat kue tradisional itu harus telaten, teliti, higienis, sabar, karena misalnya buat kue onde-onde atau kelepon harus satu-satu buatnya dengan komposisi yang seimbang. Kelapa juga, kalau nggak bersih bisa cepat basi, apalagi untuk kue basah,” tuturnya.

Apa yang dikatakan Ana diamini Karina Kumarga dan Laura Wiramihardja, yang merupakan Co-founder rumah produksi Iki Koue. Mereka bilang, bisnis mereka memiliki peluang manis. Nyatanya, banyak anak muda Indonesia tertarik mencicip kue tradisional. Hanya saja perlu pendekatan yang berbeda agar kue tradisional itu menyita perhatian mereka.

“Kue tradisional sangat disayangkan kalau hilang. Harus ada yang nerusin. Asal mulanya kita (memulai bisnis ini adalah) nggak mau resep ibu-ibu kita hilang. Anak muda harus mulai mau melestarikan kue tradisional,” tuturnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :