Dark/Light Mode

Kumpulkan Dubes Asing, Menhub Yakin RI Jadi Anggota IMO

Selasa, 9 Juli 2019 10:45 WIB
Menhub Budi Karya saat menerima  duta besar  negara-negara sahabat di Kantornya, Senin 8/7) malam .
Menhub Budi Karya saat menerima duta besar negara-negara sahabat di Kantornya, Senin 8/7) malam .

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian perhubungan mengudang sejumlah duta besar negara-negara sahabat untuk menggalang dukungan menjadi calon Anggota Dewan International Maritim Organization (IMO) kategori C periode 2020-2021 di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Senin (8/7) malam. Sebanyak 61 perwakilan negara sahabat hadir dalam resepsi ini.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, dukungan untuk Vote for Indonesia akan dilakukan pada salah satu agenda Sidang Majelis IMO ke-31 pada 25 November-5 Desember 2019 di Markas Besar IMO, London. 

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menurutnya, keanggotaan Indonesia dalam IMO sangat penting. Indonesia telah menjadi anggota IMO sejak 1961 dan berperan aktif sebagai anggota Dewan IMO dari 1973 hingga 1979 dan dari tahun 1983 hingga kini. 

Baca juga : Tarik Penumpang ke Kertajati, Menhub Gratiskan Damri Setahun

“IMO adalah satu organisasi yang selalu membahas kemajuan dunia maritim itu diberlakukan, jadi kalau kita tidak turut serta pasti kita rugi,” katanya.

Menhub menegaskan, Indonesia ingin memperbarui kemampuan dalam mengelola laut dengan baik karena perairan nasional digunakan secara internasional. Salah satu yang akan dipromosikan yaitu Selat Malaka, Sunda,  dan Lombok supaya dapat digunakan secara internasional. Melalui keanggotaannya di Dewan IMO akan memberi kesempatan bagi Indonesia untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan IMO yang sangat berpengaruh pada dunia.

"Indonesia siap untuk meningkatkan kontribusinya terhadap pekerjaan Dewan dan pertimbangan. Di antaranya dengan memulai reformasi organisasi hingga perlindungan lingkungan, mulai dari keselamatan dan keamanan hingga sumber daya manusia, hingga mulai dari kerjasama teknis hingga pembangunan berkelanjutan," ujarnya.

Baca juga : Sampah Bukan Musibah, Sampah Bisa Jadi Berkah

Periode 2018-2019, Indonesia masuk dalam Anggota Dewan IMO Kategori C yang merupakan perwakilan dari negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam angkutan laut dan mencerminkan pembagian perwakilan yang adil secara geografis. 

Negara yang masuk adalah Singapura, Turki, Cyprus, Malta, Moroko, Mesir, Meksiko, Malaysia, Peru, Belgia, Cile, Filipina, Denmark, Afrika Selatan, Jamaika, Kenya, Thailand, Liberia dan Bahama. 

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo menambahkan,  IMO memainkan peranan penting dalam membantu Indonesia membangun industri maritim dan konektivitas wilayah. 

Baca juga : Genjot Eskpor dan Investasi, Menhub Lantik 287 Pejabat Baru

Menurutnya, program IMO telah memberikan kontribusi signifikan untuk perwujudan keselamatan dan keamanan pelayaran di Indonesia. “Keanggotaan pada Dewan IMO ini akan memberi kesempatan bagi Indonesia untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan-kebijakan IMO yang sangat berpengaruh pada dunia kemaritiman,” ujarnya.

Agus menjelaskan, Indonesia telah banyak berperan dalam hal keselamatan, keamanan dan perlindungan maritim dunia. Salah satunya, adalah ditetapkan dan diadopsinya Bagan Pemisahan Alur Laut atau Traffic Seperation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok oleh IMO serta aktif dalam menjaga keselamatan navigasi dan perlindungan maritim bagi sekitar 100 ribu kapal dalam setahun yang melewati Selat Malaka dan Selat Singapura yang merupakan selat internasional. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.