Dark/Light Mode

Tiket Pesawat Masih Mahal

Kemenhub Segera Evaluasi Angkutan Udara

Sabtu, 15 Juni 2019 05:24 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi (tengah) saat halal bihalal sekaligus penutupan posko angkutan Lebaran tahun 2019 di Jakarta, kemarin
Menhub Budi Karya Sumadi (tengah) saat halal bihalal sekaligus penutupan posko angkutan Lebaran tahun 2019 di Jakarta, kemarin

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengevaluasi transportasi angkutan udara. Hal itu terkait menurunnya jumlah penumpang pesawat saat Lebaran akibat mahalnya harga tiket.

Kemenhub mencatat, penumpang angkutan udara pada masa angkutan Lebaran anjlok 27,37 persen dibandingkan Lebaran 2018. Penurunan ini setara dengan 1,32 juta penumpang.Total penumpang selama H-7 hingga H+7 Lebaran hanya mencapai 3.522.585 orang. Adapun pada periode yang sama lebaran 2018 mencapai 4.850.028 penumpang. 

"Pada dasarnya angkutan udara memang harus kita evaluasi dengan sistematis agar dia bisa memberi layanan lebih baik," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi usai menutup Posko Angkutan Lebaran 2019, di kantornya, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Kemenhub Mulai Terapkan Tarif Baru Taksi Online

Padahal, kata Menhub, setelah pemberlakuan PM 106/2019, tentang Tarif Batas  Atas (TBA) Penumpang Pelayanan KElas ekonomi angkutan Udara Niaga Berjadwal dalam negeri, harga a tiket pesawat periode Lebaran 2019 mengalami penurunan dibandingkan harga tiket tertinggi pada Lebaran 2018, kecuali rute Jakarta-Makassar.

"Tiket pesawat sebelum pemberlakuan PM 106/ 2019, harga tiket terendah yang dijual pada masa Lebaran 2019 meningkat antara 16,0 persen hingga 79,5 persen dengan kenaikan rata-rata sebesar 34,2 persen hingga 60,7 persen jika dibandingkan dengan harga tiket terendah pada masa Lebaran 2018," ujarnya.

Mantan bos Ancol ini menjelaskan, peningkatan harga tiket terendah menjadi hal utama dalam perbandingan harga tiket penerbangan. Karena, harga tiket terendah merupakan indikator keterjangkauan segmen pasar tertentu dalam mendapatkan pelayanan jasa angkutan udara.

Baca juga : Harga Tiket Pesawat Mahal, Pengusaha Salahkan Pajak Avtur

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhub Sugihardjo mencatat anjloknya jumlah penumpang pesawat ini membuat jumlah pemudik yang pulang kampung berkurang 2,42 persen. Sebab, pada tahun lalu, kendaraan yang paling banyak digunakan pemudik adalah pesawat, yaitu 26 persen dari keseluruhan pemudik di angkutan lebaran yang mencapai 18,49 juta orang.

Tahun ini, jumlah penumpang pesawat kalah dari angkutan jalan, penyeberangan, dan kereta api. Kini, angkutan berbasis jalan lah yang paling banyak digunakan dengan proporsi 22,6 persen dari keseluruhan pemudik yang mencapai 18,34 juta orang.

Sugihardjo menyebut faktor psikologis akibat kenaikan tiket pesawat sebelum Lebaran menjadi penyebab turunnya pengguna pesawat. 

Baca juga : Golkar Minta 7 Kementerian Turun Tangan Atasi Banjir Konawe Utara

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhun Polana Banguningsih Pramesti menambahkan, penurunan jumlah penumpang pesawat juga terjadi akibat dua kondisi. 
Untuk rute Jawa, jumlah penumpang pesawat turun karena adanya Tol Trans Jawa. Sedangkan untuk luar Jawa, jumlahnya turun karena banyaknya program mudik gratis dari berbagai instansi dan BUMN."Ada dampak psikologis dari harga tiket yang mahal," katanya.

Data Kemenhub menunjukkan harga tiket pesawat tertinggi memang banyak yang mengalami penurunan. Tapi untuk harga tiket terendah, ternyata tak satupun yang mengalami penurunan dibandingkan dengan lebaran tahun lalu. Kenaikan harga tiket terendah berturut-turut yaitu Jakarta-Surabaya 35,3 persen, Jakarta-Medan 34,2 persen, dan Jakarta-Makassar 60,7 persen. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.