Dark/Light Mode

Transformasi Bisnis Mulus

Pertamina Cetak Laba Rp 29,3 Triliun

Kamis, 23 Juni 2022 10:39 WIB
Foto: Dok. Pertamina
Foto: Dok. Pertamina

 Sebelumnya 
Produksi BBM juga tercapai sesuai target sehingga tidak ada tambahan impor. Khusus untuk Solar dan Avtur, sejak April 2019 Pertamina sudah tidak lagi melakukan impor. Pertamina juga menyelesaikan pembangunan 2 tanker migas raksasa yaitu VLCC Pertamina Pride dan Pertamina Prime, yang digunakan untuk pasar global.

Sementara itu, untuk meningkatkan keandalan suplai BBM khusus di Indonesia Timur, Pertamina telah membangun dan mengoperasikan 13 terminal BBM baru. Pertamina juga terus menjalankan Proyek Strategis Nasional (PSN), di antaranya Kilang RDMP Balikpapan (realisasi progress 47 persen), Kilang RDMP Balongan (realisaai progres 68,5 persen), Green Refinery Cilacap, Kilang GRR Tuban, serta proyek prioritas lainnya untuk memperkuat bisnis Petrokimia Pertamina seperti Polyprohylene Balongan, Revamping Aromatic TPPI, dan Olefin TPPI.

Digitalisasi yang terintegrasi dari hulu ke hilir menjadi salah satu kunci keberhasilan Pertamina dalam mengendalikan produksi dan distribusi BBM, dan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat. Melalui Integrated Commands Centre, seluruh aktifitas operasional dapat dimonitor secara online dan real time. Penggunaan aplikasi MyPERTAMINA untuk cashless payment semakin meningkat, dan saat ini sudah mencapai lebih dari 22 juta pengguna.

Baca juga : Ratusan Santri NTT Doakan Ganjar Presiden 2024

Penggembangan energi baru di tahun 2021, selain produksi Biosolar B30, Kilang Cilacap berhasil memproduksi Renewable Diesel (Biodiesel 100 persen) dengan kapasitas 3.000 barrel per hari.

Dalam aspek Environmental, Social, & Governance (ESG), Perta mina berhasil meningkatkan posisi nya dengan menempati ranking 15 di antara perusahaan energi global. Pencapaian ini merupakan hasil dari berbagai program dekarbonisasi yang terus digenjot, di antaranya penggunaan gas buang sebagai sumber energi listrik yang menggantikan porsi pembangkit diesel, pemasangan PLTS di Blok migas, Kilang, Terminal BBM dan SPBU, pengembangan green hydrogen dari panas bumi, serta Program Langit Biru.

Nicke menyampaikan bahwa Pertamina juga menjadi motor penggerak industri dalam negeri dengan capaian TKDN sebesar 60 persen atau lebih tinggi dua kali lipat dibanding target tahun 2021 sebesar 30 persen. Selain itu, sepanjang tahun 2021 sebanyak 881 UMKM binaan Pertamina naik kelas (go modern, go digital, go global).

Baca juga : Top, Pertamina Sukses Ngirit Anggaran Rp 32 Triliun

Nicke menegaskan Pertamina berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060. Upaya itu dilakukan dengan berkolaborasi dengan perusahaanperusahaan global, di antaranya Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS), Carbon Trading, Green Energy Cluster, Natural Carbon Solution, EV battery ecosystem, dan pengembangan green hydrogen dari energi terbarukan.

Untuk meningkatkan aksesbilitas energi bagi masyarakat, Pertamina mengusung program One Village One Outlet (OVOO) atau satu desa satu outlet BBM 1 Harga, Pertashop, dan agen LPG, melalui kolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan Kementerian Dalam Negeri.

Selain itu, pada kesempatan ini, Nicke membeberkan dukungan Pertamina dalam menangani Covid19. “Kami membangun dan merevitali sasi 7 rumah sakit khusus Covid19 dengan kapasitas 1.200 bed, serta bantuan lainnya dengan total nilai Rp 2,1 triliun,” ucap Nicke.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.