Dark/Light Mode

LPEI & PLN Gelar Riset Bersama, Petakan Kebutuhan Listrik Wilayah Dalam Peningkatan Ekspor

Jumat, 24 Juni 2022 12:37 WIB
Foto: Dok. LPEI
Foto: Dok. LPEI

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melakukan riset bersama (joint research) dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank, terkait Dampak Konsumsi Listrik terhadap Nilai Ekspor dan Pemetaan Wilayah Prioritas Sektoral.

Kajian bersama ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kerjasama yang telah dilakukan kedua belah pihak pada 25 Agustus 2021 di Jakarta.

Tujuan dari riset bersama ini adalah untuk memetakan dan menghitung kebutuhan kapasitas listrik wilayah yang memproduksi suatu produk berorientasi ekspor.

Baca juga : Ganjar Ajak Kades Bumikan Pancasila Dalam Kegiatan Teknokratis

Terutama produk yang berasal dari sektor bernilai tambah. Seperti makanan & minuman, kayu & furnitur, pulp & kertas, tekstil & produk tekstil, otomotif, alat mekanik & listrik dan alas kaki.

Berdasarkan riset atas 827 sampel perusahaan (data konsumsi listrik dan ekspor dari perusahaan eksportir di Indonesia) dalam kurun waktu Februari 2019 hingga September 2021, maka diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara konsumsi listrik dengan nilai ekspor Indonesia dari ketujuh sektor bernilai tambah.

Kepala Divisi Indonesia Eximbank Institute (IEB Institute) LPEI Rini Satriani menjelaskan, hasil analisis regresi menunjukkan, konsumsi listrik dan nilai ekspor sektoral memiliki hubungan dua arah yang signifikan dan saling mempengaruhi. Peningkatan konsumsi listrik sebagai salah satu input produksi secara langsung dapat meningkatkan nilai ekspor.

Baca juga : Relawan Ridwan Kamil Gelar Doa Bersama Untuk Keselamatan Eril

“Sementara, ketika terjadi peningkatan permintaan global, maka nilai ekspor akan meningkat, sehingga turut mengungkit permintaan konsumsi listrik,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/6).

Rini melanjutkan, konsumsi listrik memiliki dampak berupa nilai elastisitas yang positif terhadap peningkatan nilai ekspor Indonesia di tingkat sektoral dan wilayah.

Beberapa wilayah di Indonesia bahkan memiliki nilai elastisitas di atas satu (>1) terhadap nilai ekspor sektoral, yang artinya bahwa setiap penambahan konsumsi listrik dapat mendorong peningkatan nilai ekspor suatu wilayah/sektoral.

Baca juga : Warga Jabar Gelar Doa Bersama Untuk Anak Kang Emil Yang Hilang Di Swiss

Sebagai contoh, Provinsi Banten memiliki nilai elastisitas yang positif sebesar 1,13 persen terhadap nilai ekspor sektor makanan dan minuman (sektor mamin) dari wilayah tersebut.

“Artinya, jika terdapat penambahan listrik sebesar 1 persen pada sektor mamin, maka nilai ekspor sektor mamin akan meningkat sebesar 1,13 persen,” ujar Rini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.