Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Potensi PMA Capai Rp 1.800 Triliun
Arsjad: Investasi Ikut Kerek Bisnis UMKM..
Selasa, 5 Juli 2022 06:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Potensi investasi melalui Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia cukup besar. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan, jumlah potensi PMA yang bisa masuk ke Indonesia sebesar Rp 1.800 triliun.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, PMA harus memberi dampak besar bagi kemajuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Investasi yang masuk ke Indonesia akan memberi multiplier effect bagi ekonomi. Apalagi saat ini investasi yang masuk terus diperkuat untuk memaksimalkan potensi di hilir, sehingga bisa menggerakkan UMKM,” ujar Arsjad pada acara Halal Bihalal Ikatan Alumni (IKA) Universitas Padjadjaran di Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/7).
Kendati begitu, lanjut Arsjad, ada tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam pemanfaatan potensi besarnya PMA yang masuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga : Pencairan PEN Capai Rp 95,13 Triliun Hingga 3 Juni 2022
Selain pemulihan kesehatan nasional pasca-pandemi Covid-19, tantangan lainnya, yakni perekonomian yang masih terpengaruh gejolak geo politik global.
“Jika tantangan ini bisa dikelola dengan baik, tentu akan memberi dampak positif bagi ekonomi serta membuka peluang 23 juta lapangan kerja baru,” katanya.
Menurutnya, pada kuartal I-2022, ekonomi Indonesia naik 5 persen. Perdagangan juga naik dengan pertumbuhan besar di sektor manufaktur.
Industri digital juga naik lima kali lipat. Arsjad menyebut, dulu UMKM hanya bisa berdagang di pasar lokal. Namun melalu toko online, penjualan bisa ke mana pun termasuk luar negeri. Pasalnya, masih banyak potensi di Indonesia yang bisa diangkat, baik startup, energi dan lainnya.
Baca juga : Hore, Tax Amnesty Jilid II Laris Manis
“Saat ini kita berusaha lakukan hilirisasi, supaya nilai tambah meningkat. Dulu kita selalu jual barang mentah, makanya ekspor nikel dilarang dan sekarang hilirisasi kita meningkat,” jelas Arsjad.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki, yang turut hadir di acara tersebut mengatakan, meski UMKM mendominasi ekonomi Indonesia, tapi perannya masih kurang produktif.
Teten menegaskan, untuk meningkatkan produktivitas UMKM Indonesia, dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Termasuk dengan IKA Unpad.
“Kerja sama ini sangat dibutuhkan guna melakukan evolusi kewirausahaan dan mendukung pencapaian 1 juta wirausahawan baru di Indonesia,” ujarnya.
Baca juga : Top, Semangat Bahlil Ngejar Investasi Tak Pernah Kendor
Teten mengatakan, saat ini baru sekitar 3,18 persen pelaku UMKM yang menjadi pengusaha mapan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya