Dark/Light Mode

Jangan Pesimis Hadapi Krisis

Ekonomi Kita Tahan Banting

Rabu, 20 Juli 2022 07:49 WIB
Pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kantor Staf Presiden (KSP) meminta semua pihak tidak terlalu khawatir dengan ancaman resesi, yang saat ini sedang menghantui banyak negara. Sebab, ekonomi Indonesia terbukti tahan banting. Sudah teruji saat menghadapi krisis karena pandemi dua tahun belakangan, ekonomi Indonesia tetap bisa bangkit.

Saat ini, ekonomi dunia sedang diselimuti suasana suram. Sebulan terakhir, berbagai lembaga keuangan dunia seperti IMF, Bank Dunia, dan PBB, mengeluarkan laporan yang bisa bikin pembacanya menghela napas panjang. Laporan itu pada intinya menceritakan kalau ekonomi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dampak pandemi yang belum usai ditambah lagi perang Rusia-Ukraina, telah memicu perlambatan ekonomi global. Sejumlah negara diprediksi terkena resesi, bahkan mengalami kebangkrutan.

Dari berbagai laporan itu, Indonesia termasuk negara yang jarang disebut akan mengalami resesi. Ini tentu sedikit banyak melegakan. Soalnya, dampak gejolak ekonomi global ini menghantam hampir ke semua negara, termasuk negara-negara dengan ekonomi besar. Dalam laporan Nomura Holdings Inc misalnya, Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Australia diperkirakan mengalami resesi paling lambat dalam waktu dekat 12 bulan ke depan. Laporan Visual Capitalist lebih mengkhawatirkan. Ada 25 negara yang terancam bangkrut karena utang yang menggunung.

Baca juga : Gerimis Tak Halangi Para Menteri Dan Eks Menteri Olahraga Bareng Di UI

Meski jarang disebut, Indonesia tidak semestinya menurunkan kewaspadaan. Soalnya, menurut laporan Bloomberg, Indonesia masih berpotensi masuk ke jurang resesi bersama 14 negara lain di Asia seperti China, Jepang, hingga Korea Selatan. Berdasarkan laporan tersebut, potensi Indonesia masuk ke resesi ada di angka 3 persen.

Menanggapi kondisi ekonomi global yang bergejolak, Tenaga Ahli KSP Edy Priyono mengatakan, tak perlu khawatir. Kata dia, ekonomi Indonesia sudah teruji tahan banting saat menghadapi masa pandemi. Strategi Presiden Jokowi dengan menyeimbangkan gas dan rem berhasil membawa ekonomi Indonesia pulih dan tumbuh. Tercatat, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2022, sebesar 5,01 persen.

"Strategi gas dan rem hasilnya sangat baik. Tidak hanya pada penanganan pandemi, tapi juga pemulihan ekonominya,” kata Edy Priyono, di Gedung Bina Graha Jakarta, kemarin.

Baca juga : BUMDesa Mampu Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Desa Yang Berkeadilan

Kata dia, Pemerintah saat ini melakukan berbagai usaha agar ekonomi tidak oleng. Misalnya, dengan mengendalikan inflasi. Memang, saat ini inflasi relatif tinggi dari biasanya, yakni mencapai 4,35 persen. Namun, jika dibandingkan dengan banyak negara lain, angka tersebut relatif sangat baik. Selain itu, Pemerintah pun berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan harga pangan dan energi. Caranya, dengan menambah anggaran subsidi dan kompensasi untuk energi, baik BBM, listrik, dan LPG.

"Karena kita tahu kenaikan harga BBM dan gas bersubsidi bisa memicu kenaikan harga berbagai barang dan jasa yang berimplikasi pada angka inflasi yang lebih tinggi lagi,” jelas Edy.

Tak lupa, Pemerintah juga konsisten melaksanakan program perlindungan sosial untuk menjaga daya beli kelompok kurang mampu. Tiga jurus itu, kata dia, membuat ekonomi Indonesia tumbuh. Angka kemiskinan dan pengangguran pun berkurang.

Baca juga : Lindungi WNI Di Sri Lanka

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan sangat yakin, potensi Indonesia untuk mengalami resesi relatif kecil dibanding negara lain. Hal itu karena situasi ekonomi domestik yang relatif baik. Misalnya, inflasi masih terjaga di angka 4,2 persen, pertumbuhan ekonomi 5,01 persen, dan rasio utang terhadap PDB yang sebesar 42 persen. "Sementara, beberapa negara rasio utang terhadap PDB sudah mencapai 100 persen," kata Airlangga.

Indikator lain yang memperlihatkan ekonomi baik adalah neraca perdagangan yang surplus selama 26 bulan dan cadangan devisa di angka 135 miliar dolar AS.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.