Dark/Light Mode

Naik 61,7 Persen, Laba Bersih Bank Mandiri Tembus Rp 20,2 Triliun

Kamis, 28 Juli 2022 16:59 WIB
Paparan Kinerja Bank Mandiri hingga kuartal II-2022 secara virtual di Jakarta, Kamis (28/7). (Foto: Dok. Bank Mandiri)
Paparan Kinerja Bank Mandiri hingga kuartal II-2022 secara virtual di Jakarta, Kamis (28/7). (Foto: Dok. Bank Mandiri)

 Sebelumnya 
Dari sisi profitabilitas, bank berkode emiten BMRI ini berhasil mencatat perbaikan. Hal ini terlihat dari net interest margin (NIM) secara konsolidasi yang mencapai 5,37 persen. Tumbuh 32 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, return on equity (ROE) Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sebesar 23,03 persen pada periode yang sama. Meningkat 791 bps secara tahunan.

Hal ini juga diikuti dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri, yang mencapai Rp 1.318,42 triliun per kuartal II 2022, atau tumbuh 12,76 persen.

Pencapaian tersebut juga menjadikan Bank Mandiri dengan total DPK terbesar di industri perbankan Indonesia. Dengan kualitas aset yang terjaga.

Baca juga : Semester I, Realisasi Anggaran Perlindungan Sosial Capai Rp 188,2 Triliun

Darmawan menjelaskan, secara konsisten, Bank Mandiri berhasil menjaga perbaikan lewat monitoring, serta manajemen risiko yang ketat.

Hasilnya, hingga pertengahan tahun 2022, posisi rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri (bank only) turun menjadi 2,47 persen.

Tak hanya itu, berkat optimalisasi kualitas aset serta efisiensi, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri juga berhasil ditekan menjadi 1,27 persen pada semester I 2022.

"Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri telah menjalankan proses mitigasi dengan menerapkan prinsip kehati-hatian termasuk menjaga rasio pencadangan dalam posisi yang mencukupi," sebut Darmawan.

Baca juga : Bukan Kaleng-Kaleng, Baru Setengah Tahun, Laba BRI Tembus Rp 24,88 Triliun

Sementara posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di Bank Mandiri kian melandai menjadi Rp 58,2 triliun, hingga akhir Juni 2022. Jumlah tersebut sudah jauh lebih rendah dari posisi Juni 2021, yang kala itu mencapai Rp 96,5 triliun.

Bank Mandiri memiliki komitmen yang tinggi, untuk mendorong peningkatan pembiayaan berkelanjutan.

Pembiayaan berkelanjutan tercatat sebesar Rp 226 triliun. Jumlah tersebut, termasuk penyaluran pembiayaan ke sektor hijau sebesar Rp 105 triliun.

Darmawan mengatakan, untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) di tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060, kebutuhan pembiayaan hijau mencapai 281 miliar dolar AS.

Baca juga : Naik Hingga 342 Persen, Laba Bersih Triputra Agro Tembus Rp 1,84 T Di Semester 1 2022

Terkait kebutuhan tersebut, Bank Mandiri menargetkan untuk secara konsisten berkontribusi sebesar 21-23 persen terhadap porsi pembiayaan hijau nasional, guna mendukung tercapainya target NDC dan NZE Indonesia. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.