Dark/Light Mode

Tertinggi Dalam Sejarah Perseroan

Berkat Ekspansi Kredit Sehat, BNI Berhasil Dongkrak Laba Hingga 75 Persen Jadi Rp 8,8 T

Jumat, 29 Juli 2022 17:22 WIB
Dirut BNI Royke Tumilaar (tengah) dalam Public Expose Semester I 2022, Jumat (29/7). (Foto: Istimewa)
Dirut BNI Royke Tumilaar (tengah) dalam Public Expose Semester I 2022, Jumat (29/7). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menutup semester I-2022 dengan capaian gemilang.

Bank pelat merah itu berhasil mengantongi laba Rp 8,8 triliun. Atau naik 75,1 persen dibanding tahun sebelumnya, yang hanya Rp 5 triliun.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pencapaian itu tak lepas dari menguatnya fungsi intermediasi, yang dibarengi tren pemulihan ekonomi.

“Kami sangat bersyukur dengan pencapaian kinerja BNI, hingga pertengahan tahun ini. Pertumbuhan kinerja organik berbasis layanan digital di BNI, telah menghasilkan pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang kuat dan tertinggi dalam sejarah kinerja BNI," kata Royke dalam Paparan Expose Semester I 2022, Jumat (29/7).

Baca juga : BTN Salurkan Kredit Investasi Ke 10.000 FKTP Senilai Rp 2 T

Kinclongnya laba BNI tak lepas dari ekspansi kredit yang sehat, dan didukung oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) berbiaya murah atau CASA.

Margin laba bersih atau net interest margin (NIM) yang stabil di kisaran 4,7 persen, ditopang oleh tingginya pencapaian non-interest income, yang tembus Rp 7,6 triliun pada semester I tahun 2022. Atau naik 11,0 persen.

Fungsi intermediasi yang terus menguat, ditandai dengan menguatnya kredit pada semester pertama 2022, dengan angka Rp 620,42 triliun. Naik 8,9 persen dibanding tahun lalu.

Kenaikan ini antara lain disumbang oleh meningkatnya realisasi kredit terutama di segmen kecil dan menengah, melalui Program BNI Xpora.

Baca juga : Langkah BUMN Diramal Dongkrak Minat Investasi

Selama semester I 2022 saja, BNI Xpora telah berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 7,2 triliun. Bahkan hingga Juni 2022, penyaluran kredit kepada debitur UMKM yang berorientasi ekspor telah mencapai Rp 22,1 triliun dengan 39 ribu debitur.

Motor Akselerasi Kredit

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkap, kredit korporasi masih menjadi motor akselerasi kredit bank yang didirikan sejak 1946.

Total kredit yang dicairkan mencapai Rp 74,3 triliun. Lebih tinggi dibanding kuartal kedua 2021,  yang hanya Rp 59,3 triliun.

Baca juga : Berkat Dukungan KPK, PLN Berhasil Sertifikasi 70 Persen Asetnya

Pencairan kredit yang utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi ini mampu menumbuhkan pembiayaan ke segmen korporasi swasta hingga 14,7 persen menjadi Rp 205,3 triliun.

Sementara segmen large commercial tumbuh 31,2 persen menjadi Rp 48,5 triliun, dan segmen small tumbuh 10,2 persen menjadi Rp 100,2 triliun.

Secara keseluruhan, kredit di sektor business banking ini tumbuh 7,7 persen menjadi Rp 512,3 triliun.

“Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan,” jelas Novita.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.