Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Antisipasi Ketidakpastian Ekonomi Global
Kementan dan BUMN Sinergi Genjot Produksi Gula Lokal
Kamis, 4 Agustus 2022 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Harga gula impor berpotensi naik seiring ketidakpastian ekonomi global. Untuk meminimalisir dampak hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) dan BUMN bersinergi genjot produksi gula di dalam negeri.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat berharap, sinergitas antar BUMN dan Kementan berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas gula di dalam negeri. Sebab, selama ini kebutuhan gula nasional, khususnya gula industri, masih dipenuhi melalui impor. Sementara, kondisi global akhir-akhir ini tak menentu sehingga dikhawatirkan berimbas pada kenaikan harga gula impor.
“Sekarang pasokan gula masih mencukupi, tidak ada gejolak apapun. Apalagi Agustus sampai September masuk masa panen. Tapi kita tetap perlu meningkatkan produksi gula petani, agar tak bergantung impor,” ucap Budi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Imbas Ketidakpastian Global, Beban Industri Pelayaran Makin Berat
Berdasarkan data Kementan, Juli 2022, kebutuhan gula nasional sebesar Rp 7,3 juta ton, terdiri atas gula industri 4,1 juta ton dan gula konsumsi 3,2 juta ton.
Sepanjang 2021, produksi gula nasional mencapai 2,35 juta ton, atau naik 10,3 persen dibandingkan produksi tahun 2020 sebesar 2,13 juta ton.
Karenanya, peran Kementerian BUMN beserta sejumlah badan usaha terkait, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gula. Khususnya gula konsumsi dalam negeri.
Baca juga : Berdampak Luas Ke Ekonomi, Kemenperin Genjot Hilirisasi Sawit
Apalagi ID Food (Holding Pangan) berencana merevitalisasi sejumlah Pabrik Gula (PG). Meski membutuhkan waktu, namun hal ini tentunya akan meningkatkan produksi gula.
Budi mengatakan, PTPN juga berupaya meningkatkan hasil produksinya lebih dari 1 juta ton ke depannya.
Menurutnya, struktur PTPN ke depan makin sederhana karena akan dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu Palm Co, PT Sinergi Gula Nusantara (Sugar Co) dan Supporting Co. PTPN akan memiliki fokus bisnis yang jelas. Palm Co yang akan fokus pada sawit guna memenuhi pasokan minyak goreng curah nasional, dan standardisasi produksi CPO (Crude Palm Oil).
Baca juga : Jokowi Apresiasi Lompatan Kerja Kementan Dalam Produksi Benih Unggul Padi
Sedangkan PT Sinergi Gula Nusantara, fokus pada modernisasi produksi gula untuk memenuhi konsumsi gula Indonesia. Sementara Supporting Co, yang akan menitikberatkan pada komoditas lain dan non komoditi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya