Dark/Light Mode

Importir Kedelai AS Akan Dapat Sertifikat SSAP, Bisa Dialihkan ke Konsumen

Jumat, 30 September 2022 14:29 WIB
Kedelai AS (Foto: Istimewa)
Kedelai AS (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengimpor kedelai Amerika Serikat (AS) kini akan menerima sertifikat Protokol Jaminan Keberlanjutan Kedelai (Soy Sustainability Assurance Protocol/SSAP), termasuk di Indonesia. Importir juga dapat mengalihkan sertifikat ini kepada pihak konsumen hingga sebanyak empat kali.

Kebijakan ini menjadi penting bagi para konsumen kedelai AS di seluruh dunia, termasuk di dalam negeri, yang telah lama mendorong wujud transparansi yang lebih luas dalam keberlanjutan atas produk yang mereka beli. Perubahan pada SSAP yang diusung Soy Export Sustainability, yang sebagian didanai Dewan Kedelai Nasional AS, memungkinkan konsumen untuk menyimpan pencatatan atas pembelian kedelai AS yang berkelanjutan, dan memanfaatkan pembelian tersebut untuk pemenuhan tujuan lingkungan, sosial, dan tatakelola (ESG), dan melaporkan perkembangannya atas pencapaian tujuan tersebut.

Menurut Dessislava Barzachka, EA Sustainability Execution Manager, Bunge, kunci utama dari komitmen mereka dalam menerapkan rantai pasokan yang bertanggung jawab terletak pada kepastian pasokan produk yang berkelanjutan. Pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan dalam penerapan sertifikasi SSAP, didukung dengan metodologi yang transparan dan kredibel dalam mengukur kinerja yang berkelanjutan.

Baca juga : Survei KedaiKOPI: Masyarakat Desa Dukung Puan Jadi Presiden

“Sertifikat yang dapat dialihkan (ditransfer) merupakan elemen kunci pada konsumen kami dan bisnis kami untuk melacak dan memverifikasi bahwa produk kedelai yang kami pasok telah dibudidayakan dalam cara yang berkelanjutan, yang mendorong keberlanjutan yang lebih kuat pada sistem pangan global," katanya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (30/9).

Sertifikat SSAP yang dikembangkan di 2013 merupakan pendekatan agregat terverifikasi, diaudit oleh pihak ketiga, yang melakukan verifikasi produksi kedelai yang berkelanjutan dalam skala nasional. Sistem ini dirancang untuk menjaga keseimbangan berskala besar atas kedelai berkelanjutan yang terverifikasi dalam setiap transfer (pengalihan), di samping itu kalkulasi pemrosesan industri juga terpadukan di dalam sistem tersebut. Lembaga yang menerbitkan dan melacak sertifikat tersebut adalah Soy Export Sustainability.

Dalam jangka pendek, perubahan ini dapat memenuhi kebutuhan para pembeli untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memasok kedelai yang berkelanjutan. Namun, di jangka panjang, perubahan ini dapat mendorong permintaan atas produk mereka, yang didasari oleh preferensi konsumen pada produk-produk yang berkelanjutan.

Baca juga : Korban Kebakaran Simprug Terima Bantuan Kasur

Di bawah panduan SSAP, petani kedelai AS secara terus-menerus meningkatkan kinerja keberlanjutan mereka, memastikan produk yang lebih berkelanjutan di masa depan. Kedelai AS telah dikenal sebagai produk dengan jejak karbon paling rendah dibandingkan kedelai yang dihasilkan dari kawasan lain. Lebih jauh lagi, SSAP juga mencakup audit pertanian yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yang independen, yaitu Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

Baru baru ini, SSAP telah meraih Silver Level Equivalence pada kesempatan benchmark dengan Farm Sustainability Assessment (FSA) 3.0 yang diusung Sustainable Agriculture Initiative Platform (SAI Platform). Di samping itu, SSAP juga mendapatkan penilaian positif atas benchmark dengan panduan pasokan produk kedelai dari European Feed Manufacturers Federation (FEFAC) melalui lembaga International Trade Centre yang independen. Lebih jauh lagi, SSAP juga diakui Sustainable Soy Sourcing Guidelines dari Consumer Goods Forum dan juga Best Aquaculture Practices dari Global Seafood Alliance.

"Petani kedelai AS memiliki komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan, sehingga kami senantiasa mencari berbagai upaya untuk dapat mendukung usaha dalam melakukan verifikasi terhadap produk mereka. SSAP mampu melakukan fungsi tersebut, namun kini dengan sertifikat yang dapat ditransfer dan dialihkan, hal itu membolehkan verifikasi tersebut diteruskan kepada konsumen mereka," kata Abby Rinne, Director of Sustainability, U.S. Soybean Export Council (USSEC).

Baca juga : Jakarta Bisa Disejajarkan Dengan Paris Dan London

USSEC merupakan pendiri dan anggota dari Soy Export Sustainability, yang berfokus pada upaya diferensiasi dan peningkatan preferensi produk, sekaligus meraih akses pasar untuk kedelai AS.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.