Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Stok Berlimpah, Gas Didorong Gantikan Minyak
Perizinan Rumit, Bikin RI Kurang Diminati Investor
Kamis, 6 Oktober 2022 07:30 WIB
Sebelumnya
“Kita tahu, beberapa negara di Eropa sudah menghentikan pembiayaan energi fosil. Tapi sebenarnya gas bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengisi energi transisi, sampai sumber energi bersih siap memenuhi kebutuhan energi nasional,” bebernya.
Selain tantangan tersebut, Taslim menyampaikan, bahwa posisi Indonesia saat ini masih kurang menarik bagi investor dibandingkan negara lain. Penyebabnya, masalah perizinan yang sangat banyak dan sulit. Untuk itu, Pemerintah harus mencari berbagai cara agar sektor migas di Indonesia menarik.
Pihaknya juga mengharapkan dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda), untuk bersama-sama meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia. Sehingga bisa mendukung target pencapaian peningkatan produksi migas nasional di tahun 2030, yaitu produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD (Billion Standard Cubic Feet per Day).
Baca juga : Kunjungi Kampung Perajin Ikan Di Majalengka, Puan Ikut Bikin Bandeng Presto
“Untuk mewujudkannya, dibutuhkan dukungan dari Kontraktor dan Pemda penghasil migas,” katanya.
Terkait upaya peningkatan produksi migas nasional, Taslim memastikan, SKK Migas terus berupaya memaksimalkan aset yang sudah ada menjadi produksi, mempercepat EOR (Enhanced Oil Recovery), mengakselerasi temuan yang ada menjadi produksi, serta melakukan eksplorasi yang masif.
“Seperti kita ketahui, saat ini Indonesia merupakan importir migas. Karena dari kebutuhan sebesar 1,4 juta barel per hari, Indonesia hanya bisa memproduksi 615 ribu barel per hari,” katanya.
Baca juga : KIP Dorong Pembentukan Desk Pemilu Di Tiap Daerah
Di kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Kepala SKK Migas Ngatijan menjelaskan, hingga kuartal III-2022, produksi minyak nasional masih belum mencapai target yang ditetapkan.
Merujuk data SKK Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas, produksi minyak baru mencapai 613.100 barel per hari (bph). Alias 87,2 persen dari target APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sebesar 703.000 bph.
“Dari awal tahun, kita tahu bahwa kemampuan kita pada saat itu untuk mencapai 703 ribu barel sangat susah,” akunya.
Baca juga : Pasok Gas, Gagas Dukung Daya Saing Kerajinan Rotan
Hal ini dikarenakan unplanned shutdown yang terjadi pada beberapa lapangan migas sejak awal tahun. Sehingga turut berdampak pada raihan produksi migas di tahun ini.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya