Dark/Light Mode

Gelar Rakernas di Bali

Presiden IMA Percaya Ekonomi Indonesia Bisa Start Lebih Awal

Sabtu, 8 Oktober 2022 19:07 WIB
Co-Honorary IMA – Juan Permata Adoe (paling kiri), Ketua Senat IMA – Junardy (kedua dari kiri), President IMA – Suparno Djasmin (ketiga dari kiri), Wakil Gubernur Bali - Tjokorda Oka Artha Ardana Sukowati (tengah), Tetua Bali - Tjokorda Gde Putra Sukawati (ketiga dari kanan), Founder IMA – Hermawan Kertajaya (kedua dari kanan), dan Korwil IMA Bali – Ida Bagus Gede Sidharta Putra (paling kanan). (Dok. IMA)
Co-Honorary IMA – Juan Permata Adoe (paling kiri), Ketua Senat IMA – Junardy (kedua dari kiri), President IMA – Suparno Djasmin (ketiga dari kiri), Wakil Gubernur Bali - Tjokorda Oka Artha Ardana Sukowati (tengah), Tetua Bali - Tjokorda Gde Putra Sukawati (ketiga dari kanan), Founder IMA – Hermawan Kertajaya (kedua dari kanan), dan Korwil IMA Bali – Ida Bagus Gede Sidharta Putra (paling kanan). (Dok. IMA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ancaman resesi perekonomian dunia dinilai bisa memicu kemunduran ekonomi. Untuk itu, masyarakat perlu hati-hati dan melakukan antisipasi ketidakpastian imbas resesi global tersebut.

Hal ini disampaikan President Indonesia Marketing Association (IMA) Suparno Djasmin dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IMA, di Bali, Sabtu (8/10/2022).

Suparno menyebutkan, resesi ekonomi bisa memicu penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya pengangguran hingga kemunduran ekonomi.

Baca juga : Pertama Kali, Pameran Lukisan Indonesia Digelar Meriah Di Galeri Nasional Thailand

Dikatakan, World Trade Organization (WTO) menurunkan angka prediksi pertumbuhan ekonomi dari 3,3 persen menjadi 2,3 persen di tahun 2023.

"Sebagai pelaku bisnis, ancaman resesi perekonomian dunia ini memang nyata," katanya.

Dia mengatakan, ancaman resesi ekonomi bisa dirasakan saat ini di Indonesia. Seperti inflasi yang diprediksi mencapai 6,8 persen, membuat lemahnya daya beli dan menggerus konsumsi, hingga berujung pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, serta banyak perusahaan yang berguguran.

Baca juga : Kadin Ingin Indonesia Kuasai Pasar Fesyen Dunia

Suku bunga acuan yang menjadi 4,25 persen untuk mengendalikan Inflasi juga mengakibatkan kenaikan harga-harga yang dapat meningkatkan risiko kredit yang bisa berdampak pada perekonomian.

Dengan kondisi yang seperti ini tegas Suparno, IMA sebagai asosiasi pemasaran yang terdiri dari akademisi, professional, pemerintah dan pengusaha, perlu merapatkan barisan, kompak dan saling berkolaborasi untuk berkontribusi nyata bagi perekonomian di Indonesia.

“Saya percaya, ekonomi Indonesia ini akan start lebih awal ketika resesi selesai bila seluruh elemen di IMA kompak bergerak. Dan saling kolaborasi serta menjadi marketer yang berjiwa entrepreneur. Terlebih bila didukung oleh 88 Chapter dengan 2.959 anggota IMA di Indonesia,” lanjutnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.