Dark/Light Mode

Laporan Keuangan Disajikan Ulang, Q1-2019 Garuda Untung 19,4 Juta Dolar AS

Jumat, 26 Juli 2019 14:22 WIB
Pesawat Garuda/Ilustrasi (Foto: Istimewa )
Pesawat Garuda/Ilustrasi (Foto: Istimewa )

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari ini, Jumat (26/7), Garuda Indonesia melaksanakan public expose restatement alias menyajikan ulang Laporan Keuangan Tahunan (LKT) 2018 dan Laporan Keuangan Q1-2019. Restatement dilaksanakan berdasarkan putusan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta menindaklanjuti putusan Bursa Efek Indonesia (BEI) agar laporan keuangan Garuda Indonesia disajikan ulang. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Fuad Rizal, menyatakan bahwa restatement laporan laba rugi periode buku 2018 dan LK Q1-2019 ini merupakan bentuk tindak lanjut perusahaan atas hasil putusan regulator terkait laporan kinerja keuangan perseroan. "Dalam proses penyajian laporan restatement tersebut kami telah melaksanakan korespondensi dengan OJK dan stakeholder lainnya dalam memastikan kesesuaikan aturan dan prinsip compliance dalam penyajian laporan restatement tersebut,” ujarnya dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (26/7).

Fuad menegaskan, dengan penyajian ulang laporan keuangan ini, tidak ada rasio-rasio yang dilanggar. Penyajian ulang ini memperoleh pendapat "Wajar Tanpa Modifikasian". Sejalan dengan penyajian ulang laporan keuangan tersebut, Garuda Indonesia terus menunjukkan peningkatan kinerja dengan berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada Q1-2019, yaitu perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar 19,73 juta dolar AS. Angka ini meningkat signifikan dibanding periode sebelumnya yang merugi 64,27 juta dolar AS. Dengan pertumbuhan positif maskapai di Q1-2019 tersebut, Garuda Indonesia optimistis tren kinerja maskapai kejdepannya akan terus tumbuh positif. 

Baca juga : Rilis Ulang Laporan Keuangan 2018, Garuda Tekor Rp 2,4 T

Kinerja positif Garuda Indonesia sepanjang Q1-2019 tersebut turut ditunjang oleh lini pendapatan layanan penerbangan berjadwal sebesar 924,93 dolar AS juta. Angka ini tumbuh sebesar 11,6 persen dibandingkan periode yang sama di Q1-2018 sebesar 828,49 juta dolar AS. Selain itu, Garuda juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada kinerja pendapatan usaha lainnya sebesar 27,5 persen dengan pendapatan mencapai 171,8 juta dolar AS.

"Sejalan dengan membaiknya kinerja Q1-2019 tersebut, kami juga optimis hal tersebut berlanjut hingga Q2 dan Q3 mengingat fundamental perseroan yang semakin membaik. Kami yakin dapat menjaga tren kinerja positif yang kami proyeksikan akan terus berlanjut hingga akhir tahun kinerja 2019," papar Fuad. 

Peningkatan kinerja perseroan turut didukung oleh program efisiensi dan efectiveness yang berkelanjutan, optimalisasi aspek cost structure, capacity adjustment pada produksi sesuai demand sehingga konsumsi fuel menjadi lebih terukur dan beban fuel expense juga dapat ditekan. Dalam kaitan penyajian ulang Laporan Keuangan 2018, Garuda Indonesia mencatatkan laporan pendapatan usaha sebesar 4,37 miliar dolar AS, tidak mengalami perubahan dari laporan pendapatan sebelumnya.

Baca juga : Alhamdulillah, Cadangan Devisa Naik 3,5 Miliar Dolar AS

Sementara itu, pendapatan usaha lainnya (pendapatan lain-lain) terkoreksi menjadi 38,8 juta dolar AS dari sebelumnya 278,8 juta dolar AS. Dalam laporan restatement ini, Garuda Indonesia mencatatkan net loss sebesar 175,028 juta dolar AS dari sebelumnya laba sebesar 5,018 juta dolar AS.  Sementara itu, pada laporan restatement Garuda Indonesia pada periode Q1-2019 tercatat mengalami sejumlah penyesuaian pada indikator aset menjadi sebesar 4,328 juta dolar AS dari sebelumnya 4,532 juta dolar AS.

Ada pun perubahan total indikator Aset tersebut diakibatkan penyesuaian pada pencatatan piutang pain-lain menjadi sebesar 19,7 juta dolar AS dari sebelumnya sebesar 283,8 juta dolar AS. Aset pajak tangguhan juga mengalami penyesuaian menjadi 105,5 juta dolar AS dari sebelumnya 45,3 juta dolar AS. Lebih lanjut, liabilitas perseroan pada penyajian kembalian laporan keuangan Q1-2019 juga mengalami penyesuaian menjadi 3,537 juta dolar AS dari sebelumnya 3,561 juta dolar AS.

"Sementara itu, terkait putusan BPK terkait kerjasama Mahata Aero Teknologi, maka Citilink Indonesia selaku pihak yang berkontrak juga telah mengirimkan surat kepada pihak Mahata Aero Teknologi terkait pembatalan kerjasama tersebut,” jelas Fuad.

Baca juga : Biar Sehat, Lebaran Jangan Cuma Makan Daging, Sayuran Juga

Dalam penyajian restatement laporan keuangan ini Garuda Indonesia menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of BDO International), mengacu kepada aturan dan referensi regulator yang tetap memberikan ruang bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan untuk menyelesaikan proses audit restatement yang dimaksud. 

"Penyampaian restatement LKT 2018 dan LK Q1 serta penyelenggaran public expose merupakan bentuk kepatuhan Garuda Indonesia terhadap putusan dari regulator. Garuda Indonesia juga telah memenuhi sanksi admistratif berupa sejumlah denda sebelum batas waktu yang dipersyaratkan oleh OJK dan BEI, pelaporan terhadap pemenuhan sanksi denda telah disampaikan melalui surat kepada OJK dan BEI tertanggal 11 Juli 2019. Dengan pelaksanaan penyajian ulang dan public expose hari ini, maka Garuda Indonesia telah memenuhi semua sanksi dan persyaratan yang diminta regulator," tandas Faud.  [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.