Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Supaya Kita Nggak Jadi Pasien Ke-29 IMF
Jokowi Minta Semua Eling Lan Waspodo...
Rabu, 12 Oktober 2022 06:35 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Tanda-tanda gelapnya ekonomi global makin nyata. Satu per satu negara tumbang. Pemerintah Indonesia harus secepatnya pasang kuda-kuda untuk mengantisipasi krisis ini, sehingga kita tidak menjadi pasien IMF (International Monetary Fund).
“Saya mendapat informasi dari pertemuan di Washington DC (Annual Meeting IMF), 28 negara sudah antre di markasnya IMF menjadi ‘pasien’,” ungkap Jokowi, saat membuka Investor Daily Summit 2022, di Jakarta Convention Center, kemarin.
Jokowi mewanti-wanti agar Indonesia tidak sampai menjadi negara ke 29 yang menjadi pasien di IMF.
“Sekali lagi, kita harus menjaga optimisme. Tapi yang lebih penting hati-hati dan waspada, eling lan waspodo,” kata eks Wali Kota Solo tersebut.
Baca juga : Soal Status Pandemi, Jokowi Minta Menkes Nanya Ke WHO
Jokowi mengatakan, kondisi ini terjadi karena adanya perubahan fundamental dalam ekonomi global. Jika dulu ekonomi relatif mudah diprediksi, dihitung, dikalkulasi, namun saat ini kondisi global menjadi penuh ketidakpastian dengan volatilitas tinggi.
Apalagi, kata Jokowi, setelah adanya perang Rusia dan Ukraina membuat situasi ekonomi global kian tidak pasti. Hal ini terbukti karena proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 terjerumus dari perkiraan awal 3 persen menjadi 2,2 persen.
Kendati begitu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku punya beberapa jurus rahasia untuk mengantisipasi situasi ekonomi global. Terutama dalam pengendalian inflasi.
Pertama, gotong royong antarinstansi yang dibuktikan dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2022 termasuk yang terbaik di dunia yaitu, 5,44 persen.
Baca juga : Jokowi Dapat Berkah BLT
Jokowi mengatakan, inflasi Indonesia masih terkendali setelah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Inflasi masih di bawah angka 5,9 persen.
Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Argentina, kenaikan inflasi sudah mencapai 83,5 persen, dengan kenaikan suku bunga 3.700 basis poin.
“Moneter kita masih pada posisi yang bisa kita kendalikan. Karena Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan berjalan beriringan, rukun, tidak saling tumpang tindih. Saya lihat komunikasi baik, sehingga fiskal dan moneter bisa berjalan bersama-bersama,” tuturnya.
Kedua, meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat dengan cara memberikan bantuan sosial (bansos), baik berupa kompensasi maupun subsidi.
Baca juga : Pemkot Tidore Ngarep Presiden Jokowi Hadiri Puncak Sail Tidore
“Subsidi besarnya luar biasa, Rp 502,6 triliun. Ini angka yang besar sekali,” tegas Jokowi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya