Dark/Light Mode

Supaya Kita Nggak Jadi Pasien Ke-29 IMF

Jokowi Minta Semua Eling Lan Waspodo...

Rabu, 12 Oktober 2022 06:35 WIB
Presiden Joko Widodo saat membuka secara resmi Investor Daily Summit 2022, di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (11/10/2022). (Foto: Humas Setkab/Jay).
Presiden Joko Widodo saat membuka secara resmi Investor Daily Summit 2022, di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (11/10/2022). (Foto: Humas Setkab/Jay).

 Sebelumnya 
Ketiga, meminta kementerian dan lembaga melakukan belanja produk dalam negeri. Jokowi geram, lantaran APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) yang dikumpul­kan susah payah, uangnya malah dibelanjakan untuk membeli produk-produk impor.

Jokowi meminta kementerian, lembaga, dan Pemerintah Daer­ah berkomitmen menyisihkan anggaran belanjanya membeli produk-produk dalam negeri.

Dari komitmen kementerian dan lembaga, baik di pusat dan daerah akhirnya terkumpul sebesar Rp 950 triliun untuk membeli produk dalam negeri. Namun, hingga akhir tahun, realisasinya belum 100 persen.

“Realisasi untuk BUMN baru Rp 72 persen, kemudian APBN dan APBD masih 44 persen dari Rp 950 triliun. Kalau nanti ini terealisasi 100 persen, akan kelihatan,” ucapnya.

Baca juga : Soal Status Pandemi, Jokowi Minta Menkes Nanya Ke WHO

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan me­mastikan, Indonesia tidak akan seperti 28 negara yang saat ini antre menjadi pasien IMF. “Kita jauh dari itu,” tegasnya.

Luhut mengatakan, Indonesia masih mampu menjaga ketahanan ekonomi pasca diterjang pandemi Covid-19.

Jadi, kata Luhut, ketika dihadapkan pada persoalan ekono­mi global seperti inflasi tinggi, krisis energi dan pangan, hingga ancaman resesi 2023, perekono­mian Indonesia masih kuat.

Untuk itu, Luhut menegaskan, semua pihak harus bersikap optimistis terkait investasi dan perekonomian nasional. “Opti­misme harus dibangun. Jangan kita bicara tidak jelas,” ujarnya.

Baca juga : Jokowi Dapat Berkah BLT

Dia meminta semua pihak menjaga kekompakan serta memperhatikan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Kedua hal itu merupakan kunci yang mesti diperhatikan untuk menghadapi semua persoalan.

Pasang Kuda-kuda

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, kondisi krisis ekonomi yang dialami dunia saat ini lebih mirip resesi 1970 daripada krisis 1998 dan 2008.

“Tahun 1998, krisisnya re­gional hanya kawasan Asia. Sementara, 2008 penyebabnya krisis sektor keuangan. Pada 1970, dunia dilanda krisis minyak karena perang teluk. Akibatnya, berbagai negara di dunia mengalami gejolak inflasi,” tuturnya.

Baca juga : Pemkot Tidore Ngarep Presiden Jokowi Hadiri Puncak Sail Tidore

Bhima meminta Pemerintah pasang kuda-kuda untuk mengantisipasi krisis ini agar tidak menjadi pasien IMF berikutnya.

Misalnya, menjaga stabilitas stok pangan nasional dengan mengurangi ketergantungan im­por beberapa komoditas yang rawan terimbas melemahnya kurs. Stok pangan yang dimaksud adalah gula, garam, daging sapi, gandum, dan bawang putih.

Selanjutnya, Pemerintah perlu mendorong perluasan pasar ekspor ke negara alternatif. Bisa ke negara di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.