Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Meski Ekonomi Dunia Makin Suram
Mantul, BNI Raup Laba Bersih Rp 13,7 Triliun
Rabu, 26 Oktober 2022 07:30 WIB
Sebelumnya
“Kami akan terus berupaya menjaga kinerja perseroan, agar tetap sustain. Sehingga dapat membantu Pemerintah melanjutkan tren pemulihan ekonomi, serta tetap memberikan imbal hasil investasi kepada pemegang saham,” janji Royke.
Ia menyakini, perseroan dapat merealisasikan kinerja positif hingga akhir 2022, didukung oleh portofolio kredit yang sudah jauh lebih sehat. Dan tetap mengedepankan aspek prudential banking.
Terlebih lagi tren kinerja ekonomi Indonesia yang masih tumbuh impresif sebesar 5,4 persen di kuartal II. Dan hingga akhir tahun diperkirakan masih pada kisaran di atas 5,3 persen.
Baca juga : Wow, Sergej Milinkovic Dibanderol Rp 1,7 Triliun.
Menurut Royke, tren pertumbuhan ini masih cukup baik jika dibandingkan negara lain di dunia.
“Karenanya kami optimistis masih berada dalam jalur yang tepat untuk memenuhi perkiraan laba tahun 2022 sesuai dengan corporate plan,” yakin Royke.
Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati menambahkan, kinerja pertumbuhan kredit di kuartal III-2022 ini didorong oleh kredit korporasi swasta yang mencapai Rp 211,9 triliun, atau tumbuh 20,4 persen. Selanjutnya diikuti segmen large komersial tercatat sebesar Rp 49,4 triliun tumbuh 22,3 persen.
Baca juga : Jangan Terlena, Waspada Krisis
Pada segmen kecil, pertumbuhan terutama pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) tercatat Rp 51,3 triliun, atau naik 24,3 persen. Dan untuk segmen konsumer mencapai Rp 106,9 triliun, atau naik 11,3 persen dengan pertumbuhan terutama pada produk payroll loan.
“Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi manajemen untuk tumbuh dengan sehat dan sustain,” sebut wanita yang akrab disapa Susi ini.
Ia menegaskan, tingkat permodalan dan likuiditas perseroan juga memadai. Hal ini sebagaimana tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di level 18,9 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada pada posisi 91,2 persen.
Baca juga : Ekonomi Masih Kuat, Indonesia Makin Mantap Menuju Endemi Covid
Dari sisi kualitas aset, Susi menyampaikan Loan at Risk (LAR) mengalami penurunan signifikan dari 25,2 persen di September 2021 menjadi 19,3 persen di September 2022. Terutama karena menurunnya jumlah kredit restrukturisasi karena Covid-19.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya