Dark/Light Mode

PPKM Tidak Berlaku

Semoga Nataru Aman Dan Ekonomi Meroket

Minggu, 18 Desember 2022 06:30 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menyampaikan kesiapan dan sejumlah langkah antisipasi yang akan dilakukan Kemenhub untuk melancarkan penyelenggaraan angkutan nataru, dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Selasa (13/12). (Foto: Dok. Kemenhub)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menyampaikan kesiapan dan sejumlah langkah antisipasi yang akan dilakukan Kemenhub untuk melancarkan penyelenggaraan angkutan nataru, dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Selasa (13/12). (Foto: Dok. Kemenhub)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah memutuskan tak menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dengan kebijakan ini, semoga perekonomian kita bisa semakin meroket.

Center of Reform on Eco­nomics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, pergerakan masyarakat yang cukup tinggi dan tidak adanya pembatasan kegiatan masyarakat di momen Nataru bakal berpengaruh besar terhadap per­mintaan barang dan jasa.

“Kondisi ini akan mempengaruhi pola atau tingkat pertum­buhan ekonomi Indonesia di kuartal IV. Kalau kita lihat, salah satu yang mendorong pertumbu­han ekonomi yakni sektor kon­sumsi hingga pariwisata,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, dengan asumsi sampai malam pergantian ta­hun nanti Pemerintah tidak mengetatkan pergerakan dan kegiatan masyarakat, kontri­busi sektor pariwisata dan sek­tor yang berkaitan di dalamnya, termasuk hotel, restoran dan kafe (horeka), berpotensi meningkat signifikan.

Baca juga : PBNU-Prudential Syariah Perkuat Komitmen Dorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah

Tidak hanya itu, Yusuf meli­hat, aktivitas mudik yang juga kerap dilakukan masyarakat saat Nataru akan berdampak positif ke perekonomian. Mulai dari mendorong belanja rumah tangga, hingga menaikkan ke­percayaan konsumen.

Yang paling besar pengaruhnya, belanja yang dilakukan masyarakat ini terjadi hampir merata di seluruh Indonesia. Kondisinya hampir sama seperti Lebaran, sehingga pengaruhnya pada perekonomian akan cukup signifikan di kuartal IV-2022.

Kondisi tersebut, membawa optimisme perekonomian Indo­nesia di akhir tahun ini makin meningkat.

Namun begitu, Pemerintah tetap harus waspada dan jangan lengah dengan penyebaran Covid-19. Menurut Yusuf, hal yang perlu diperhatikan Pemerintah dalam momen Nataru kali ini, yakni kapasitas keamanan dan disiplin masyarakat men­jalankan protokol kesehatan.

Baca juga : Pemerintah Harus Antisipasi Pelemahan Ekonomi Global

“Karena kalau terjadi peningkatan kasus dan membuat ekonomi anjlok lagi, akan sulit bagi kita memulihkan perekonomian di tengah krisis global saat ini,” tegas Yusuf.

Senada, Direktur Center of Economic and Law Studies (Ce­lios) Bhima Yudhistira mengatakan, momen Nataru secara musiman mampu mendorong konsumsi rumah tangga di atas level 5 persen saat sebelum pan­demi Covid-19.

Harapannya, tahun ini kon­sumsi masyarakat bisa naik di atas 5 persen. Selain itu, aktivitas saat Nataru juga mendorong omzet yang lebih besar bagi sektor transportasi, perhotelan, restoran dan jasa hiburan pari­wisata.

Karena itu, lanjut Bhima, saat ini para pelaku usaha sangat berharap, Nataru tahun ini bisa menggantikan kehilangan pendapatan dua tahun terakhir yang terganggu pandemi Covid-19.

Baca juga : Tak Cuma Seremonial, Kemitraan ASEAN-UE Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Namun begitu, kata dia, yang perlu diwaspadai di momen Nataru adalah inflasi pangan, terutama beras serta dampak naiknya harga BBM yang masih terasa.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.