Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hadapi Krisis Global, Pengamat: Perlunya Benahi Data Bansos

Jumat, 30 Desember 2022 06:01 WIB
Foto: Ilustrasi/Istimewa
Foto: Ilustrasi/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif CORE (Center of Reform on Economics) Indonesia Mohammad Faisal mengungkapkan ekonomi Indonesia relatif resilien tahun depan, dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional 4,5-5,0 persen.

"Sumber utama pendorong pertumbuhan berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi yang diperkirakan masih cukup kuat," tegas Faisal di Jakarta, Kamis (29/12).

Hal itu disampaikan Faisal menanggapi optimisme Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terkait kondisi ekonomi Indonesia tahun depan. Airlangga menjabarkan strategi untuk menjaga resiliensi dari ancaman resesi ekonomi dunia 2023. 

Pemerintah akan menjaga pertumbuhan ekonomi berada di angka 4,7-5,3 persen, mendorong investasi, antisipasi inflasi global, pengetatan kebijakan moneter, menjaga surplus neraca perdagangan, serta menjaga daya beli masyarakat melalui penyaluran bantuan sosial (Bansos). 

Ketum Golkar itu juga mengungkapkan, ada berbagai pelajaran berharga untuk menghadapi krisis kala pandemi. Utamanya soal koordinasi dan sinergi erat dari berbagai pihak. 

Baca juga : Demokrat Bosan Oposisi

“Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi tetap tinggi, namun harus waspada dan antisipasi terhadap tantangan global," terang Airlangga.

Menurut Faisal, konsumsi rumah tangga tahun depan diprediksi mampu melampaui level pra-pandemi. Prediksi itu didasarkan pada sejumlah faktor seperti relatif terkendalinya pandemi, tingkat inflasi lebih rendah, dan dorongan belanja politik jelang Pemilu 2024.

"CORE Indonesia memprediksi inflasi tahun depan berkisar antara 2-3 persen, di bawah inflasi tahun ini yang diperkirakan mencapai 5-6 persen," ujarnya.

Pemerintah perlu memperhatikan bansos seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Prakerja. Ada potensi penyaluran bansos dan subsidi pada 2023 akan mengulangi masalah yang terjadi pada tahun ini. 

Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) masih belum optimal dengan ditemukannya data ganda dan data belum diperbaharui.

Baca juga : Ngadepin 8 Koperasi Bermasalah, Teten Belum Punya Obat

"Di tengah kondisi perekonomian yang diprediksi akan bergejolak, diharapkan berbagai program ini menjadi bantalan untuk banyak pihak yang terkena dampak dari ketidakstabilan perekonomian tahun 2023," ujarnya.

Sinkronisasi Data

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, pemerintah seharusnya menyelesaikan soal data terlebih dahulu agar bisa meningkatkan koordinasi dan sinergi dari semua pihak, serta mengorkestrasi kebijakan ekonomi. 

"Sinkronisasi data dulu yang paling utama," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga patut mencari pasar baru bagi industri dalam negeri yang berorientasi ekspor. Pasalnya, resesi global diakibatkan kenaikan inflasi beberapa negara tujuan ekspor tengah seperti Amerika dan Inggris, bahkan ada yang hiper-inflasi seperti Argentina dan Turki.

Baca juga : Nadia Mulya, Gugat Cerai Dastin

"Ini bisa diantisipasi sebenarnya. Pemerintah mencari pasar baru untuk industri berorientasi ekspor ini," katanya.

Untuk itu, Nailul menekankan pemerintah patut menjaga daya beli masyarakat agar konsumsi rumah tangga masih bisa menopang ekonomi nasional. Salah satunya, dengan mengendalikan inflasi, menjaga harga komoditas dalam negeri, dan penyaluran bansos.

"Dengan konsumsi rumah tangga yang masih bisa dijaga, sebenarnya membuka peluang bagi pemerintah untuk bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen,” pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.