Dark/Light Mode

Beras Impor Belum Semua Sampe Di Tanah Air

Bulog Siap Sebar CBP

Senin, 23 Januari 2023 07:30 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memberikan keterangan pers terkait impor beras Perum Bulog, Jumat (20/1). (Foto: Patrarizki Syahputra/RM).
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memberikan keterangan pers terkait impor beras Perum Bulog, Jumat (20/1). (Foto: Patrarizki Syahputra/RM).

 Sebelumnya 
Buwas menegaskan, penyaluran beras impor juga perlu diawasi. Tidak hanya oleh Sat­uan Tugas (Satgas) Pangan, tetapi semua pihak. Tujuannya, agar tidak dimanfaatkan mafia beras.

Faktanya, ada pedagang yang mengaku tidak kebagian beras. Artinya, ada pihak-pihak yang bermain dalam penyaluran beras. Sehingga, hal ini turut menjadi faktor yang menyebabkan harga tetap tinggi ke level masyarakat.

Apalagi, Pemerintah telah menugaskan Bulog untuk menyalurkan beras premium, na­mun dengan harga medium. Dan tidak menutup kemungkinan, kemasan beras premium ini diubah dan dicampur dengan kualitas berbeda.

Mantan Kepala Baran Reserse Kriminal (Bareskrim) itu juga sudah melaporkan temuannya ke Satgas Pangan.

Baca juga : Produksi Petani Jadi Sia-sia

“Saya tekankan, tidak ada yang boleh main-main dengan urusan pangan. Tidak boleh mo­nopoli. Seluruh pedagang boleh dapat beras Bulog. Bahkan, ka­lau tidak dilayani internal Bulog, silakan lapor. Kalau ada oknum, kami pecat,” tandasnya.

Menanggapi itu, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khu­dori mengapresiasi langkah tegas dan upaya Bulog dalam rangka stabilisasi harga beras.

“Inilah pentingnya menjaga cadangan beras Pemerintah. Ketika mulai ada kenaikan harga, Pemerintah melalui Bulog bisa langsung intervensi dengan melakukan operasi pasar,” ujar Khudori kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Namun di tengah kondisi paceklik saat ini, operasi pasar tidak bisa dilakukan optimal. Sementara kebutuhan operasi pasar di Januari, jumlahnya masih sama dengan kebutuhan di Agustus sampai Desember 2022, yaitu masing-masing sebesar 200 ribu ton beras.

Baca juga : Golkar Siap Menang Di Banten

Karena itu, dia mengimbau, setiap pemangku kepentingan menjaga sinergi bersama Bulog dalam menstabilkan harga beras. Salah satunya dengan beras im­por, yang sebagian masih belum tiba di Indonesia.

“Dioptimalkan saja berapa pun yang datang untuk operasi pasar. Karena dalam negeri juga belum ada panen, sehingga tidak ada penyerapan,” sarannya.

Sebab, dengan semakin ren­dah cadangan beras Pemerintah, selalu ada oknum yang meman­faatkan kondisi tersebut.

Menurutnya, akan sangat berat bagi masyarakat mendapat­kan beras dengan harga murah selama belum bisa menambah stok CBP.

Baca juga : Sukses Jadi Inisiator Pengelola Sumber Daya Air, Indra Karya Borong Penghargaan

“Yang kasihan kan masyarakat bawah, apa mereka harus meng­ganti konsumsi beras ke bahan pokok lain, misal mie atau gan­dum, singkong dan ubi,” tukas­nya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.