Dark/Light Mode

Blak-blakan, Erick Buka Rahasia Tingginya Angka Kepuasan Publik Terhadap Jokowi

Senin, 23 Januari 2023 20:22 WIB
Presiden Jokowi (Foto: Biro Pers Setpres)
Presiden Jokowi (Foto: Biro Pers Setpres)

 Sebelumnya 
Proyek gasifikasi batu bara yang dilakukan PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) ini dapat mengurangi subsidi LPG sebesar Rp 7 triliun per tahun, dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.

"Inilah yang membuat Pak Jokowi terus mendorong hilirisasi. Pak Jokowi juga akan mendorong lagi, bisa tidak kita swasembada gula di tahun 2030. Bisa tidak, gula jadi etanol," papar Erick.

Etanol adalah pelarut organik dan bahan baku untuk senyawa industri seperti pewarna, obat sintesis, bahan kosmetik, bahan peledak, bahan bakar, dan lainnya.

Indonesia diketahui telah menjadi negara pengimpor BBM sejak 1993. Kondisi itu, kata Erick, disiasati oleh Presiden Jokowi dengan kekuatan policy negara kita.

Di sisi lain, pemerintah juga menggelontorkan subsidi untuk masyarakat seperti subsidi BBM. Kebijakan ini ditujukan untuk melindungi daya beli masyarakat, terutama di pedesaan.

Hal itu tercermin ketika pemerintah beberapa waktu lalu merevisi harga Pertalite yang turun dari Rp 13.900 menjadi Rp 12.800. Menyusul turunnya harga BBM dunia.

Baca juga : Jelang 2024, Rating Jokowi Naik Terus

Namun, jika melihat grafik tren harganya, angka tersebut bisa terus naik.

"Ini yang kita lihat juga, kenapa pemerintah tetap hadir. Pemerintah tetap mensubsudi. Yang namanya solar, pemerintah masih mensubsidi Rp 6.500 per liter. Bahkan, kalau kita lihat Pertamax dan Pertalite, itu masih disubsidi juga Rp 1.000. Artinya, pemerintah masih membantu," jelas mantan Presiden Inter Milan ini. 

Dari sisi perdagangan internasional, Indonesia jmencatat surplus perdagangan yang besar sekali, hingga 51 miliar dolar AS. Untuk diketahui, surplus perdagangan terjadi, ketika nilai ekspor lebih tinggi dari impor.

Hal itu, menurut Erick, membuat negara pesaing mewaspadai kebangkitan ekonomi Indonesia.

"Surplus perdagangan kita hari ini besar sekali, 51 miliar dolar AS. Ekspor kita juga terus meningkat. Ini yang ditakutkan oleh negara-negara pesaing kita. Karena tahun 2045, kita ditargetkan masuk 4 atau 5 besar ekonomi dunia. Mereka sudah membaca data ini. Makanya, mereka ingin kita terlambat. Mereka nggak mau Indonesia cepat kaya," terang Erick.

Mendorong Hub Vaksin Dunia

Baca juga : FKG Usakti Edukasi Pentingnya Jaga Kebersihan Gigi dan Mulut Anak

Erick juga menggarisbawahi, membaiknya kondisi perekonomian nasional tidak terlepas dari kebijakan gas dan rem yang diambil Presiden Jokowi, dalam menangani pandemi Covid-19.

Gas dan rem merujuk pada istilah kendaraan bermotor. Tancap gas soal pemulihan ekonominya, rem sebentar jika kondisinya mendesak.

Sejak awal pandemi, Presiden Jokowi menekankan untuk mempercepat akses terhadap vaksin. Kehadiran vaksin pada awal pandemi, menjadi salah satu kunci keberhasilan Indonesia dalam meredam lonjakan kasus Covid-19.

"Sekarang, kita sudah punya yang namanya vaksin IndoVac, buatan kita sendiri. Nggak impor lagi. Belum lagi, harga-harga produk kesehatan, yang kita sudah mulai bisa membuat sendiri," papar Erick.

Indovac yang diproduksi oleh BUMN Biofarma, diluncurkan Presiden Jokowi pada Oktober 2022. Rencananya, vaksin buatan anak negeri itu akan diproduksi sebanyak 20-40 juta dosis.

Bahkan, jika pasar masih membutuhkan, kapasitas produksinya bisa mencapai 120 juta dosis, dengan target ekspor ke 153 negara di dunia.

Baca juga : Kepuasan Publik Terhadap Jokowi Tembus 76,2 Persen, Tiap Bulan Naik 3 Persen

Erick juga mendorong Indonesia menjadi hub vaksin dunia. Baru-baru ini, Erick terbang ke Inggris untuk menandatangani kerjasama dengan ProFactor Pharma, perusahaan farmasi Inggris, untuk menjadikan Indonesia sebagai hub vaksin dunia.

"Yang kita tanda tangani itu untuk hemofilia, perubahan DNA darah, yang selama ini belum ada vaksinnya. Nah, itu kita tarik ke Indonesia. Kita akan produksi full untuk kebutuhan seluruh dunia. Jadi, kita memiliki lisensi dan membeli teknologinya. Ini yang kita coba dorong, bagaimana kita kembangkan vaksin-vaksin lain," urai Erick.

Selain itu, Kementerian BUMN juga mendorong pengembangan herbal medicine seperti di India dan China. "Kalau ini bisa kita dorong, kita dapat menekan 20 persen bahan baku impor," tambah Erick.

Dia pun mengajak semua pihak, untuk menjaga keberlangsungan perbaikan ekonomi nasional, dengan menegakkan leadership dan sistem yang telah dibangun.

"Ini yang bisa membuat kita menekan angka korupsi. Leadership tanpa sistem, bisa menjadi absolute corrupt. Jadi, keduanya harus ada," tegas Erick.

Dengan sejumlah indikator itu, seperti yang diarahkan Presiden Jokowi, Erick optimistis, Indonesia bisa mencapai cita-cita menjadi negara besar secara ekonomi. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.