Dark/Light Mode

Dukung Industri Hijau

Lewat Program NCP, 40 Mahasiswa Australia Kunjungi Pabrik Baja

Sabtu, 11 Februari 2023 09:26 WIB
Puluhan mahasiswa Factory saat berkunjung ke pabrik Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) Tatalogam Group) di Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (9/2). (Foto: Istimewa)
Puluhan mahasiswa Factory saat berkunjung ke pabrik Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) Tatalogam Group) di Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (9/2). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Bambang berharap, mahasiswa-mahasiswa dari University of Queensland ini mengetahui bahwa di Indonesia ada industri-industri strategis yang dipelajari sehingga nantinya bisa dipraktekkan di tempat magang atau tempat kerja.

Di kesempatan yang sama, Associate Professor di School of Chemical Engineering, sebagai pendamping para mahasiswa dari University of Queensland, Adrian Oehmen mengatakan bahwa pihaknya sangat menghargai kunjungan ini dan keramahan yang telah diberikan selama mahasiwanya berada di Indonesia.

Adrian mengatakan, PT Tata Metal Lestari telah menyambut dan menjelaskan kepada kami dan para mahasiwa tentang bagaimana industri baja lapis ini bisa berkembang.

"Semua mahasiwa dapat belajar banyak dari pengalaman ini. Saya rasa sebagian besar mahasiswa yang hadir jadi lebih mengerti bagaimana baja lapis dibuat. Mempelajari proses demi prosesnya. Sampai pada penanganan produk," ujar Adrian.

Ia menambahkan seluruh mahasiwa yang hadir kali ini merupakan mahasiwa yang mengambil bidang studi Teknik Kimia.

Baca juga : Bamsoet Dukung Pembangunan Theme Park Kelas Dunia KBS Park Bali

“Di university of Queensland, mereka belajar tentang teknik kimia. Jadi ini mengimpor proses perhitungan sehingga mereka belajar banyak aspek lain yang rumit di industri baja,” ujar Adrian.

Vice President Operations PT Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi menjelaskan, baja, semen dan petrokimia merupakan 3 industri penghasil emisi teratas dan termasuk yang paling sulit untuk didekarbonisasi.

Menurut World Steel Association, baja adalah sumber daya permanen yang 100 persen dapat didaur ulang tanpa batas dan tanpa kehilangan properti.

Untuk itu, bertransformasi menjadi karbon netral, Indonesia akan membutuhkan tindakan kolektif dari semua aktor, yang melibatkan sektor swasta dan publik untuk membangun ekosistem yang berdaya.

Ia menambahkan, sektor keuangan memiliki peran penting dalam mendorong langkah-langkah dekarbonisasi yang sistemik.

Baca juga : Asyik, DKI Lanjutkan Program Bantuan Untuk Mahasiswa Kurang Mampu

Banyak lembaga pembiayaan yang telah mendalami langkah-langkah yang telah diambil untuk mendorong perusahaan tujuan investasi menerapkan prinsip/standar pelaporan berkelanjutan.

Peradaban modern tidak dapat bertahan tanpa industri inti, yang juga sulit untuk dikurangi. Baja, semen, petrokimia dan pupuk merupakan beberapa industri inti yang telah mendukung pertumbuhan dunia.

"Dekarbonisasi memerlukan inovasi konstan pada bahan bakar, bahan baku, dan proses produksi. Memiliki perencanaan yang ambisius dan visi jangka panjang untuk industri ini adalah suatu keharusan.” ujar  Stephanus.

Ia menerangkan, Tata Metal Lestari merupakan industri anak bangsa di bidang pelapisan baja yang berinvestasi sejak 2018 di Kawasan Industri Cikarang, sebagai ekspansi dari industri genteng metal dan baja ringan yang berdiri di tahun 1994 di Indonesia.

Tata Metal Lestari memiliki visi, misi, strategi dan peta jalan untuk industri hijau untuk mendukung agenda pemerintah menuju karbon netral tahun 2050 dan kesiapan untuk perdagangan karbon global.

Baca juga : Dukung Industri Kreatif, TACO Gelar Workshop Edukasi Interior Rumah

"Melalui program New Colombo Plan (NCP) dari Pemerintah Federal Australia, Tata Metal Lestari memfasilitasi Universitas Indonesia (UI) dan University of Queensland (UQ) untuk melakukan kunjungan ke pabrik Tata Metal Lestari, Cikarang,” ujar Stephanus.

Di kesempatan ini, ketiga pihak juga menjajaki kerja sama dalam rangka menuju karbon netral tahun 2050 melalui program transformasi industri baja nasional menuju industri hijau.

Aksi ini dibuktikan dengan penandatanganan Surat Minat Kerjasama (Letter of Interest) pada hari yang sama.

“Tata Metal Lestari siap memperluas dukungan untuk New Colombo Plan dengan peluang magang. Ini merupakan bagian dari kontribusi kami untuk membangun kemitraan dengan komunitas yang tentunya akan memberikan manfaat keberlanjutan dalam mencapai karbon netral”, pungkas Stephanus.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.