Dark/Light Mode

INOTS: Inovasi Teknologi Smart Biofilter Limbah Cair Domestik Guna Meminimalisir Kekeringan Sawah Di Madiun Pada Musim Kemarau

Jumat, 24 Februari 2023 07:00 WIB
INOTS: Inovasi Teknologi Smart Biofilter Limbah Cair Domestik Guna Meminimalisir Kekeringan Sawah Di Madiun Pada Musim Kemarau

RM.id  Rakyat Merdeka - Karya: Fyrdatul Umamah (Mahasiswa Teknik Instrumentasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember – ITS, Surabaya) - [email protected]

Artikel ini menjadi pemenang 3, dalam National Energy, Climate, Sustainability Competition (NECSC) 2023, Kategori Lingkungan, yang diselenggarakan Rakyat Merdeka dan Society of Renewable Energy. Piala Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

Baca juga : BSSN Sebut Teknologi Cloud Computing Juga Memiliki Kekurangan

Kekeringan lahan pertanian merupakan salah satu kejadian bencana yang sering terjadi di Indonesia. Menurut M Zahrowi BPBD Kabupaten Madiun, Kabupaten Madiun masuk kategori indeks risiko bencana (IRB) tinggi. Seringnya kekurangan irigasi pertanian dan sumber air mengering. Untuk menanggulanginya diperlukan pasokan air bersih dari PDAM.

Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madiun akan melibatkan instansi terkait. Di antaranya mengajukan bantuan kiriman air bersih dengan bekerja sama PDAM Kabupaten Madiun untuk menyuplai air bersih di lokasi rawan kering”. Akibat yang ditimbulkan dari bencana kekeringan tersebut adalah banyak lahan-lahan pertanian yang kekurangan sumber air untuk pengairan lahan yang menyebabkan banyak petani yang gagal panen.

Baca juga : Jokowi Masih Kesal

Oleh karena itu, membutuhkan ketersedian air agar tidak terjadi kekeringan di Indonesia. Tetapi, air juga bisa menciptakan permasalahan salah satunya limbah air domestik. Jumlah penduduk yang semakin bertambah berdampak pada jumlah limbah cair domestik yang dihasil­kan. Saat ini, kurangnya pengolahan limbah cair rumah tangga di Indonesia membuat meningkatnya pencemaran lingkungan. Komposisi limbah cair rata-rata mengandung bahan organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun.

Kuantitas air limbah domestik dapat diandalkan kesinambungannya karena secara alamiah akan diproduksi terus menerus. “Menurut A. Sutriadi dan T. Ginting tahun 2012 pada jurnal yang berjudul Potential of Domestic Wastewater as Irrigation Water Supply In Highly Populated and Water Crisis Area, kualitas limbah cair domes­tik mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sehingga dapat memenuhi sebagian besar nutrisi yang dibutuh­kan tanaman sehingga menghemat pemakaian pupuk”.

Baca juga : Perry Warjiyo Diyakini Mampu Pertahankan Pengendalian Inflasi

Secara umum, teknologi yang dapat mengatasi kedua permasalahan tersebut sudah banyak dibuat. Berdasarkan pada penelitian Sirait tahun 2015 mengenai “Rancang Bangun Sistem Otomatisasi Irigasi Pipa Lahan Sawah Berbasis Tenaga Surya” masih terdapat kekurangan seperti teknologi yang digunakan bekerja secara manual dan tidak ada monitoring proses filter air.

Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi yang dapat mengolah limbah cair rumah tangga yang dapat meminimalisir ter­jadinya kekeringan di musim kemarau yang terjadi dengan memanfaatkan limbah cair domestik yaitu INOTS. INOTS merupakan inovasi teknologi monitoring dan kontrol limbah cair rumah tangga secara otomatis yang terintegrasikan dengan Internet of Things (IoT). Metode Biofilter digunakan untuk memfilter air limbah. INOTS dilengkapi dengan sensor COD, sensor pH, sensor logam, sensor ultrasonik dan sensor BOD untuk mengukur tingkat pencemaran air.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.