Dark/Light Mode

Adaro Komitmen Hilirisasi

Jokowi Cek Progress Pembangunan Smelter Aluminium Terbesar di Indonesia

Rabu, 1 Maret 2023 20:08 WIB
Presiden Jokowi berbincang dengan jajaran menteri dan pejabat yang mendampinginya saat
mengunjungi Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI) Tanah Kuning di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), Selasa (28/2). (Foto: Biro Setpres)
Presiden Jokowi berbincang dengan jajaran menteri dan pejabat yang mendampinginya saat mengunjungi Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI) Tanah Kuning di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), Selasa (28/2). (Foto: Biro Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi meninjau perkembangan pembangunan aluminium smelter terbesar di Indonesia milik PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) di Tanah Kuning, Kalimantan Utara, Selasa (28/2). 

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, Bupati Bulungan Syarwani, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) Justarina SM Naiborhu, dan Presiden Direktur PT Kalimantan Aluminium Industry Wito Krisnahadi.

Smelter aluminium yang dibangun dengan perkiraan nilai investasi keseluruhan sekitar 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 30,49 triliun ini merupakan bagian dari pengembangan Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara, yang dibangun KIPI untuk mendukung program hilirisasi industri sumber daya alam yang dicanangkan pemerintah. Demi memberikan nilai tambah bagi bahan mentah, serta pemanfaatan energi hijau.

Baca juga : Kemendagri Dorong Pembangunan Berkelanjutan di Tanah Papua

Terkait hal tersebut, Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk Christian Ariano Rachmat mengatakan, pihaknya berkomitmen membangun smelter aluminium terbesar di Indonesia. Sejalan dengan visi dan misi pemerintah untuk melakukan hilirisasi dari mineral Indonesia, demi memberikan nilai tambah yang menunjang pendapatan dan devisa negara.

"Keseriusan kami merealisasikan proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia untuk mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina. Serta meningkatkan penerimaan pajak negara atau penyerapan lebih dari 6.000 tenaga kerja lokal pada fase konstruksi, dan sekitar 1.500 tenaga kerja lokal pada fase operasi," papar Christian.

Adaro akan terus bekerja keras untuk mencapai target Commercial Operation Date (COD), yang direncanakan pada semester pertama tahun 2025. 

Baca juga : Wamenag Gulirkan Ide Pembentukan Tim Umrah Dan Haji Indonesia 

PT Kalimantan Aluminium Industry yang merupakan anak perusahaan grup PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, membangun smelter aluminium di lahan seluas 600 hektar dengan kapasitas produksi aluminium pada fase pertama sebanyak 500 ribu tpa aluminium.

Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter Adaro ini juga akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan.

Pembangunan smelter aluminium yang mencakup pembuatan Masterplan dan Detailed Engineering Design, kini telah menyelesaikan berbagai perizinan terkait. Seperti izin lingkungan sejak Desember 2021, dengan perluasan izin lingkungan untuk kegiatan jetty.

Baca juga : Jokowi Minta PSSI Siapkan Blueprint Sepak Bola Indonesia

Tahapan pra konstruksi aluminium smelter juga telah berjalan. Beberapa long lead items sudah dipesan dan dibayar. Pembangunan jetty untuk kebutuhan konstruksi sudah dilakukan. Alat-alat berat dan material, juga telah masuk ke lokasi untuk pelaksanaan konstruksi. Selain itu, main equipment pembangkit listrik untuk mendukung operasi aluminium di tahap pertama, juga sedang dalam proses fabrikasi.

Diharapkan, upaya KAI dalam meningkatkan ketersediaan aluminium demi peningkatan daya saing produk sumber daya alam di Indonesia ini dapat turut membantu pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Serta berperan dalam mewujudkan industri yang rendah karbon, untuk mencapai target net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon Indonesia. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.