Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bapanas Dinilai Keliru Perkirakan Produksi Beras 2023

Sabtu, 4 Maret 2023 19:09 WIB
Subkoordinator Data dan Informasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Teuku Achmad Iqbal. (Foto: Istimewa)
Subkoordinator Data dan Informasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Teuku Achmad Iqbal. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Panen raya padi tahun 2023 yang berlangsung hingga bulan April menghasilkan produksi gabah atau beras yang tinggi sehingga Indonesia akan mengalami surplus.

Mengacu data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS yang dirilis 1 Maret 2023, produksi beras pada Januari 2023 sebesar 1,33 juta ton, Februari 3,68 juta ton, Maret 5,27 juta ton dan April 3,51 juta ton.

"Kami sangat menyayangkan pihak Bapanas (Badan Pangan Nasional) menganalisa data keliru, memperkirakan di tahun 2023 ini Indonesia akan mengalami defisit beras dan menggiring untuk impor," demikian dikatakan Subkoordinator Data dan Informasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Teuku Achmad Iqbal di Jakarta, Sabtu (4/3). 

Dia mengungkapkan Data KSA BPS mencatat produksi beras Januari-April 2023 sebesar 13,79 juta ton, naik 0,56 persen dibanding periode yang sama 2022.

Baca juga : Aldila Jelita, Ceraikan Indra Bekti

Tak hanya di periode ini, produksi beras pada Mei sampai Desember 2023 pun diperkirakan cukup tinggi dengan mengacu tren produksi beras di tahun-tahun sebelumnya, misalnya 2022.

Pada Mei 2022, produksi beras sebesar 2,38 juta ton, Juni 2,51 juta ton, Juli 2,71 juta ton, Agustus 2,35 juta ton, September 2,50 juta ton, Oktober 2,38 juta ton, November 1,88 juta ton dan Desember 1,11 juta ton.

Tentunya produksi beras tahun 2023 pada periode ini mengalami produksi yang tidak jauh berbeda. Apalagi upaya yang dilakukan saat ini dengan cara yang lebih modern dan maju sehingga produksi diperkirakan naik.

"Sehingga, janganlah membuat perkiraan dan asumsi-asumsi kondisi hingga akhir 2023 tanpa melihat tren dan strategi teknis padi ke depan. Kini petani sedang bekerja keras di sawah mengejar produksi dengan berbagai tantangan. Jangan diganggu dengan berbagai statemen tidak produktif dan surat edaran kesepakatan harga gabah yang membuat resah dan menyengsarakan petani," pinta Iqbal.

Baca juga : Gojek Yakin Kinerja Perusahaan Makin Moncer Di 2023

Lebih jauh Iqbal menekankan, dalam melakukan analisa harus melihat unsur penting lainya, salah satunya bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dari Sabang sampai Merauke, agroekosistemnya berbeda-beda.

Di saat beberapa daerah belum musim panen, tapi di wilayah lain ada panen, sehingga faktanya setiap hari dan setiap bulan itu ada tanam dan ada panen.

"Bapanas sangat keliru dengan mengatakan dalam setahun ada 9 bulan defisit. Buktinya saat panen raya itu surplusnya menutupi musim gadu. Dari satu bulan ke bulan berikutnya itu ada carry over beras, ada kumulatif surplus antar bulan dan dalam satu tahun itu ada surplus beras," terangnya.

Melansir data BPS, lanjutnya, pada 2019 terjadi surplus beras 2,38 juta ton, 2020 surplus 2,13 juta ton, 2021 surplus 1,31 juta ton dan 2022 surplus 1,34 juta ton.

Baca juga : Harapan AHY, Koalisi Perubahan Tak Cuma Bisa Berlayar...

Yang paling penting adalah tidak bisa dalam melakukan analisa itu dengan parsial data bulanan saja, namun harus komprehensif dalam setahun sehingga tidak melahirkan analisa yang menyesatkan bagi publik.

"Ingat dan supaya dipahami pengertian surplus defisit itu berbeda dengan stok, sehingga kita tidak gagal paham. Perlu dipahami juga bahwa produksi padi itu sebuah aliran bulanan. Bukan produksi hari ini, dipakai hari ini," tuturnya.

"Kebutuhan bulan sekarang dapat dipenuhi produksi bulan sebelumnya. Sehingga jangan merancukan pemahaman siklus produksi gabah, distribusi dan konsumsi beras," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.