Dark/Light Mode

Senayan Berikan Ponten Ciamik Kinerja PLN 2022

Minggu, 19 Februari 2023 07:30 WIB
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. (Foto: dok. PLN).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. (Foto: dok. PLN).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah politisi Senayan memberikan ponten alias nilai ciamik untuk kinerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN pada 2022. Salah satunya, keberhasilan mengatasi oversupply pasokan setrum.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai, di tengah badai pandemi Covid-19 selama dua tahun, PLN mampu menjaga kinerjanya tetap positif.

“Saya melihat, perkembangan PLN ini makin membaik dan kinerjanya juga cukup bagus. Banyak indikator yang bisa dili­hat. Misalnya, keberhasilan nego­siasi dengan Independent Power Producer (IPP) dan penurunan utang,” kata Fahmy saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : HNW Ingatkan Parpol Beri Pendidikan Politik Generasi Milenial

Menurutnya, PLN berhasil mengelola utang secara prudent. Hal ini tentunya turut mendu­kung strategi perusahaan dalam menghadapi banyak tantangan selama masa pandemi.

“Utang itu bukan masalah besar atau kecilnya, tapi harus prudent. Artinya, debitur masih percaya kepada PLN,” katanya.

Selain itu, ia melihat, sejauh ini tingkat pemadaman listrik makin berkurang. Sehingga layanan kelistrikan yang diberikan PLN ikut membaik.

Baca juga : Komisi VII DPR Apresiasi Darmawan Prasodjo Mampu Tingkatkan Kinerja PLN di 2022

Untuk menjaga kinerja PLN tetap baik, kata dia, utaman­ya pasca pandemi, diharapkan Pemerintah tetap mempertah­ankan ketentuan Domestic Mar­ket Obligation (DMO), yang mewajibkan pengusaha batubara untuk memasok 25 persen dari total produksinya untuk dalam negeri. Khususnya untuk PLN dengan harga 70 dolar Amerika Serikat (AS), atau setara Rp 1,06 juta per ton (kurs Rp 15.161).

“Mempertahankan DMO penting, karena PLN masih menggunakan sekitar 56 persen batu bara,” katanya.

Hal tersebut penting sebagai bentuk intervensi Pemerintah untuk melindungi rakyat dari membumbungnya kenaikan tarif listrik.

Baca juga : Erick: Berkat Efisiensi, Kinerja BUMN Moncer

Sebab, bila PLN harus mem­bayar harga batubara sesuai harga pasar sudah pasti akan meningkatkan Harga Pokok Penyediaan (HPP) listrik.

“Dengan naiknya HPP listrik, alternatifnya tarif listrik dinaik­kan, ini akan membani rakyat sebagai konsumen. Kalau tidak menaikkan tarif listrik, alter­natif lainnya Pemerintah harus menaikkan dana kompensasi kepada PLN. Tapi, ini makin memberatkan beban APBN (Anggaran Pendapatan dan Be­lanja Negara),” bebernya.

Karenanya, kesinambungan kinerja PLN harus tetap dijaga. Ia optimistis, dengan berakhirnya pandemi, kebutuhan listrik indus­tri dalam negeri akan ikut pulih.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.