Dark/Light Mode

Pengamat: Gasifikasi Batu Bara Punya Dampak Besar Bagi RI

Senin, 13 Maret 2023 20:55 WIB
Pertambangan batu bara. (Foto: Ist)
Pertambangan batu bara. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Proyek gasifikasi atau mengolah batu bara kalori rendah menjadi Dimethyl Ether (DME) untuk menggantikan Liquefied Petroleum Gas (LPG) akan memberikan dampak positif bagi lingkungan ketimbang untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

"Disamping itu gasifikasi batu bara yang akan mengolah sebanyak 6 juta ton batu bara per tahun untuk diproses menjadi 1,4 juta ton DME ini, mampu membantu mengurangi impor LPG sebanyak lebih dari 1 juta ton per tahun," ungkap Pengamat Energi, Sofyano Zakaria, Senin (13/3).

Menurut Sofyano, dengan adanya proyek gasifikasi sudah tentu memberi manfaat besar bagi perekonomian karena akan mampu mengurangi impor elpiji dan tentunya ini juga akan memperbesar ketahanan energi nasional. Meski begitu, Sofyano mengingatkan, agar proyek gasifikasi jangan terlalu mengandalkan investor internasional karena produk DME belum menjadi energi alternatif dunia. Apalagi, proyek DME masih sangat butuh dukungan pemerintah.  

Baca juga : Pengamat Nilai Duet Airlangga-Ganjar Punya Daya Tawar Kuat

"Pemerintah perlu memberi dukungan penuh, termasuk dengan mengerahkan dukungan BUMN untuk mewujudkannya," pungkas Sofyano. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan, DME ini adalah barang baru di dunia penambangan. Meski begitu, Indonesia bisa jadi pionir dalam hal ini bersama dengan China. 

"Dengan memulai proyek gasifikasi batu bara, Indonesia bisa menjadi negara pionir bagi negara lain yang belum memulai proyek gasifikasi batu bara," jelas Hendra. 

Baca juga : PAN Ogah Gegabah

Di luar China, Indonesia bisa jadi pionir, sehingga proyek ini sangat patut didukung. Apalagi, harga komoditas batu bara yang masih tinggi juga menjadi tantangan bagi perusahaan untuk memulai proyek gasifikasi batu bara. 

"Ini menjadi sulit apalagi kondisi harga komoditas batu bara sedang tinggi-tingginya. Jangan dilupakan funding, pendanaan, proyek batu bara termasuk gasifikasi ini semakin sulit, sehingga keekonomian jadi tantangan. Ini evaluasi bersama kita," tandasnya.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, untuk lebih berhati-hati dalam feasibility study proyek DME. Pasalnya, ada kekhawatiran gasifikasi batu bara akan memperpanjang umur ketergantungan terhadap tambang batu bara atau fosil.  

Baca juga : Sangkal Terima Gratifikasi Rp 15 M, Saiful Ilah: Nggak Mungkin!

"Jangan sampai ujungnya tetap penugasan ke BUMN dan membuat risiko jangka panjang APBN terhadap ketergantungan subsidi energi batu bara," tegas Bhima.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.