Dark/Light Mode

Menhub Akui Masih Banyak PR Untuk Produksi Massal Mobil Listrik

Sabtu, 24 Agustus 2019 08:30 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi.
Menhub Budi Karya Sumadi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengakui masih ada pekerjaan rumah (PR) utama pengadaan kendaraan bertenaga listrik, yaitu stasiun pengisian listrik umum (SPLU). 

Menurutnya, selain masalah minimnya SPLU, perlu ada pengenalan lebih lanjut mengenai teknologi kendaraan listrik ke publik. 

BKS-sapaan akrab Budi Karya menuturkan, Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan merupakan wujud dari keseriusan pemerintah mendukung pengembangan kendaraan jenis ini. 

Baca juga : Sulteng Strategis sebagai Pusat Pembangunan Industri Mobil Listrik

“Tidak mudah, tapi satu keniscayaan artinya kita harus capai titik itu pada waktu tertentu. Sebetulnya, seharusnya 2 tahun lalu, tapi dengan upaya-upaya regulator pelaku pengguna ini sudah sangat baik,” katanya di Jakarta kemarin. 

Menhub menilai, penggunaan kendaraan listrik ini memang membutuhkan proses, sehingga perlu pengenalan kepada masyarakat. Selain bagian dari upaya mendapatkan lingkungan bersih, Indonesia juga berpotensi sebagai eksportir kendaraan listrik. 

Mantan Dirut Angkasa Pura ll ini menjelaskan, kini berbagai operator angkutan umum, dari yang berbasis taksi, hingga bus mulai berlomba menjajal penggunaan kendaraan ramah lingkungan tersebut. 

Baca juga : Jokowi Akhirnya Teken Perpres Mobil Listrik

“Saya sudah coba Gesits (sepeda motor bertenaga listrik) bahwa untuk capai satu harga yang seimbang dengan kemampuan masyarakat, kita harus ada upaya-upaya supaya terjangkau,” ungkapnya. 

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, Kemenhub akan segera membeli alat pengujian baterai kendaraan listrik pada 2020 guna mendukung produksi massal kendaraan bertenaga listrik. 

Budi menuturkan pengujian baterai kendaraan listrik diproyeksikan sama seperti mobil dan motor pada umumnya. 

Baca juga : Dirjen Hortikultura: Benih Bermutu Tonggak Penentu Hasil Produksi Cabe

“Yang saya belum punya adalah pengujian untuk kinerja baterainya. Karena baterai ini baru sementara,” ujarnya. 

Karena itu, dia berencana membeli sendiri alat pengujian banterai kendaraan listrik melalui pengadaan mandiri menyusul keluarnya Perpres No. 55 Tahun 2019. Budi menegaskan pihaknya akan membeli 1 unit alat uji pada tahun anggaran 2020. 

“Murah, paling cuma Rp 100 juta, satu alat, nanti tergantung ada berapa alat,” ungkapnya. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.