Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Pejabat & ASN Dilarang Bukber
Restoran & Hotel Kehilangan Potensi Raup Kenaikan Cuan
Minggu, 26 Maret 2023 06:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kebijakan Pemerintah melarang pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) menggelar kegiatan buka puasa bersama (bukber) akan berdampak terhadap pendapatan restoran dan hotel. Sektor ini kehilangan potensi meraup kenaikan cuan alias keutungan yang biasa hanya mereka kantongi di bulan Ramadan.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai, dampak kebijakan Pemerintah melarang pejabat dan ASN bukber, tidak besar terhadap perekonomian. Tapi, dampaknya cukup terasa untuk sektor terkait.
“Paling terasa bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang menjajakan makanan. Biasanya, jika ada kegiatan buka bersama, mereka kan banyak menerima pesanan. Begitu pun restoran, yang biasa dijadikan tempat acara bukber. Kini, mereka hanya terima tamu regular saja,” kata Trubus kepada Rakyat Merdeka.
Baca juga : Jokowi Resmikan Gedung PYCH sebagai Wadah Kembangkan Potensi Anak Muda Papua
Dia menilai, kebijakan larangan bukber pejabat dan ASN untuk meredam pemberitaan pamer harta kekayaan oleh pejabat. Namun efeknya mempengaruhi upaya pemulihan ekonomi.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah juga menilai, kebijakan itu tidak berdampak besar ke proses pemulihan ekonomi.
“Kalau si ASN atau si pejabat buka puasa bersama keluarganya tanpa membawa unsur kedinasan sebenarnya tidak ada masalah,” kata Piter kepada Rakyat Merdeka.
Baca juga : Jelang Puasa, Lorin Sentul Hotel Gelar Dapur Ramadhan
Piter mengatakan, dampak kebijakan tersebut hanya berkurangnya belanja instansi Pemerintah dalam membeli hidangan berbuka puasa.
Secara umum, menurut Piter, permintaan makanan dan minuman untuk berbuka puasa, akan tetap tinggi. Karena, permintaan tertinggi berasal masyarakat umum, bukan Pemerintah.
“Permintaan akan tetap tinggi, karena tahun ini sudah tidak ada pembatasan kegiatan masyarakat. Semua mall dan restoran diizinkan buka 100 persen, pengunjung pasti akan sangat banyak,” tegas Piter.
Baca juga : Presiden Ukraina: Tragedi Ini Sangat Mengerikan
Perputaran ekonomi Ramadan dan lebaran tahun ini pun dipastikan akan lebih tinggi dibandingkan periode 2020-2022. Karena, kini sudah tidak ada pembatasan kegiatan masyarakat.
“Momen Ramadan dan lebaran tahun ini jadi salah satu momen mendorong pertumbuhan ekonomi agar tetap positif. Karena itu, kondisi ini harus dijaga Pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan yang baik untuk pertumbuhan ekonomi,” tegas Piter.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya