Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Kalau Mau Ekspor Tembaga Tahun Ini
Freeport Diminta Kebut Pembangunan Smelter
Sabtu, 29 April 2023 06:45 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah meminta PT Freeport Indonesia mempercepat pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
Saat ini, Freeport Indonesia diketahui tengah membangun smelter di Manyar, Gresik, yang ditargetkan beroperasi penuh pada 2024.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Freeport harus mempercepat penyelesaian smelter semaksimal mungkin.
Baca juga : Kapolri: Waktu Tempuh Arus Mudik Tahun Ini Alami Penurunan
“Spending-nya dengan progres 60 persen sudah cukup besar, mungkin sudah 1,5 miliar dolar AS. Kalau tidak cepat diselesaikan, artinya aset itu kan terbengkalai ya,” kata Arifin di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Untuk diketahui, pembangunan smelter merupakan syarat wajib untuk mengekspor mineral mentah. Hal ini merujuk pada Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba), yakni tiga tahun setelah beleid terbit pada 10 Juni 2020.
Selain itu, Pemerintah pun harus menghentikan ekspor mineral mentah, termasuk tembaga, jika tidak ada smelter di dalam negeri.
Baca juga : Kabupaten Maluku Tenggara Gelar Workshop Percepatan Pembangunan
“Keputusannya, boleh ekspor konsentrat tembaga pada 10 Juni 2023, asalkan mereka menyelesaikan smelter dan tidak boleh lebih dari pertengahan tahun,” tambah Arifin.
Selain Freeport Indonesia, Arifin menyebut PTAmman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) juga dibolehkan mengekspor konsentrat tembaga.
“Sama kok tembaga, tapi tadi kan progres pembangunan smelter-nya sampai berapa dulu? Nah, ini akan ditinjau minggu depan. Untuk copper cuma dua, Amman dan Freeport,” ungkap Arifin.
Baca juga : Kejar Target RPJMN, BNPP Kebut Pembangunan 26 PLBN
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Freeport McMoRan Inc. sekaligus Presiden Komisaris PTFreeport Indonesia Richard C Adkerson mengatakan, pihaknya sedang bernegosiasi untuk memperoleh persetujuan kelanjutan ekspor konsentrat tembaga setelah 10 Juni 2023. Sampai pabrik pengolahan dan pemurnian tembaga baru di Manyar, beroperasi penuh pada 2024.
Sampai Maret 2023, proses pembangunan smelter telah mencapai sekitar 60 persen. Ditargetkan smelter ini bisa beroperasi pada Mei 2024.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya