Dark/Light Mode

Tekan Polusi Udara, 4 Menteri Ajak Masyarakat Pakai Kendaraan Listrik

Sabtu, 31 Agustus 2019 13:23 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada acara Menuju Indonesia Bersih Udara dan Hemat Energi Dengan Kendaraan Listrik di Monas, Sabtu (31/8). (Foto: KPJ/Rakyat Merdeka)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada acara Menuju Indonesia Bersih Udara dan Hemat Energi Dengan Kendaraan Listrik di Monas, Sabtu (31/8). (Foto: KPJ/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Kendaraan listrik juga lebih ramah lingkungan karena tak menghasilkan asap polusi.

Pagi ini, 4 menteri Kabinet Kerja melakukan konvoi menggunakan motor listrik merek Gesits. Mereka adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir.

Presiden Jokowi yang tadinya dijadwalkan hadir ternyata batal. Luhut, Budi Karya, Airlangga, dan Nasir menjajal motor listrik mulai dari Monas hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Disepanjang jalan, para menteri disambut masyarakat. Tak lupa, keempatnya ikut melambaikan tangan sambil sesekali melempar senyum.

Konvoi motor listrik ini merupakan rangkaian acara dari Pameran dan Parade Kendaraan Bermotor Listrik yang diadakan oleh Kementerian Perhubungan.

Tak hanya kampanye kehadiran kendaraan listrik, di Monas juga diselenggarakan pameran beberapa merk kendaraan listrik ‎diantaranya Toyota, Wuiling, Suzuki, DFSK, Nissan, BMW, Mitsubishi dan Renault‎.‎ Selain itu juga dipamerkan mobil listrik buatan perguruan tinggi seperti ITS dan UGM.

Baca juga : Tekan Polusi Udara, Empat Menteri Konvoi Motor Listrik

Tak mau ketinggalan, produsen kendaraan roda dua juga ikut memajang kendaraan listrik yaitu Honda, Yamaha, Viar, Selisdan motor listrik produksi dalam negeri Gesits.

Menhub Budi Karya Sumadi ingin agar pabrikan dan operator Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam program percepatan implementasi kendaraan listrik. BKS-sapaan akrab Budi Karya mengaku sudah banyak berdiskusi dengan beberapa kementerian seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, bersama Kemenko Bidang Kemaritiman.

Adapun, progam tersebut merupakan implementasi Peraturan Presiden (Perpres) No.55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

"Ini merupakan inisiatif agar regulasi itu bisa diberlakukan dan diterima baik oleh para stakeholder. Harapannya agar produk Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," katanya Sabtu (31/8).

Mantan Dirut Angkasa Pura ll ini menilai, regulasi tersebut bisa menjadi dasar pemerintah dalam menerapkan insentif bagi pabrikan maupun operator. Presiden Joko Widodo juga meminta agar kendaraan listrik bisa segera digunakan untuk kendaraan umum.

Baca juga : Jokowi Minta Masyarakat Papua Tenang, Pelaku Anarkis Akan Ditindak Tegas

Menhub mengaku telah mengadakan focus group discussion dengan pemangku kepentingan terkait seperti pelaku usaha otomotif, operator transportasi umum, dan media massa. Sosialisasi tersebut juga dilanjutkan dengan konvoi menggunakan kendaraan bermotor listrik (KBL) di kawasan Monas.

Dirinya berharap implementasi kendaraan listrik bisa membantu menyelesaikan masalah polusi udara. Selain itu, turut mengurangi penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan.

Saat ini, kata Menhub, sudah ada empat operator transportasi dan 18 pabrikan yang berminat mengoperasikan dan memproduksi kendaraan listrik. Keempat operator tersebut adalah BlueBird, Grab, Go-Jek, dan Transjakarta.

"Kalau bisa jangan cuma mengoperasikan 5 atau 10, tetapi 100 atau 1.000. Supaya udara semakin baik dan memberikan kebanggaan bagi Indonesia," ujarnya.

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengajak masyarakat Indonesia khususnya di kota besar mulai beralih ke kendaraan listrik. Khusus di DKI Jakarta, kondisinya sudah sangat parah yakni 70 persen polusi.

Baca juga : Menteri Enggar Waspadai Penurunan Ekspor Nikel

"Mobilnya sendiri sangat ramah lingkungan karena cuma menggunakan baterai bukan emisi. Saya pikir Indonesia akan pemain global dalam hal ini. Saya senang dengan para menteri dan pelaku industri membicarakan ini karena mereka juga menciptakan ini sangat bagus," katanya.

Luhut menjelaskan, masyarakat tak perlu khawatir untuk regulasi. Luhut menyampaikan hal itu akan segera di selesaikan. Mereka juga sudah bisa mengganti atau membeli kendaraan listrik mulai dari sekarang.

Luhut berharap dalam 2-3 tahun ke depan, Indonesia akan mengalami perubahan berkat penggunaan mobil listrik. Ini khususnya untuk kota-kota besar yang menyumbang banyak polusi.

"Kita nggak lama-lama, regulasi nanti kita hajar semua. Pokoknya semua untuk kepentingan bangsa ini yang buat bikin bagus, efisien, lingkungan jadi baik, mengurangi impor itu pasti kita lakukan," tegasnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.