Dark/Light Mode

Ekonomi Saat Ini, Investor Melirik, Aliran Modal Asing 3 Triliun

Sabtu, 31 Agustus 2019 13:53 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo
Gubernur BI Perry Warjiyo

RM.id  Rakyat Merdeka - Aliran modal asing yang masuk ke Indonesia di semester kedua tahun ini semakin deras. Bank Indonesia (BI) mencatat nilainya hingga akhir Agustus 2019 mencapai Rp 180,7 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo menerangkan, aliran modal asing yang masuk melalui berbagai instrumen. Namun, paling besar didominasi Surat Berharga Negara (SBN). 

“SBN punya porsi sebesar Rp 118,9 triliun dan saham sebesar Rp 60,7 triliun,” kata Perry di Kompleks Gedung BI, Jakarta. 

Baca juga : KBN: Nilai Investasi Pelabuhan Marunda Tak Sampai Triliunan

Dikatakan Perry, lancarnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia menandakan bahwa perekonomian nasional masih punya daya tarik bagi investor. Indonesia dipandang memiliki prospek yang baik dan investasi imbal hasil yang menarik. 

“Seminggu ini saja ada kenaikan aliran modal asing Rp 3,2 triliun, dan ke SBN sebesar Rp 4,1 triliun,” ujarnya. 

Selain itu, BI juga mencatat kredit premi risiko yang diukur dengan credit default swap turut menurun sejak lima tahun lalu. Pada minggu ini turun juga 90,4 basis poin atau lebih rendah sebelumnya 0,90 basis poin dari sebelumnya 91,9 basis poin. 
“Kebijakan ini ditempuh dengan sejalan tetap rendahnya inflasi dan perlunya dorong perekonomian di tengah kondisi ketidakpastian global. Ke depan, kami melihat bahwa ruang masih terbuka untuk kebijakan moneter yang akomodatif,” tuturnya. 

Baca juga : Industri Periklanan Rugi Rp 1,7 Triliun

Selain itu, Bl juga merilis inflasi per 29 Agustus 2019 sebesar 0,15 persen month on month (mom) atau secara year on year sebesar 3,47 persen. 

Perry mengatakan, faktor yang memengaruhi inflasi pekan ini masih sama seperti mingguminggu sebelumnya yaitu cabai dan emas yang harganya relatif masih tinggi. Inflasi beberapa komoditas, antara lain inflasi cabai merah sebesar 0,11 persen, emas perhiasan sebesar 0,11 persen, cabai rawit sebesar 0,05 persen. Sementara deflasi masih terjaga. 

Tarif angkutan udara sebesar 0,09 persen, bawang merah sebesar 0,07 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen, dan beberapa komoditas sayuran. Inflasi cabai yang masih cukup tinggi, kata Perry, masih dipengaruhi oleh cuaca sehingga beberapa produksi di daerah terganggu. 

Baca juga : Resmi Ke MU, Maguire Dibanderol Rp 1,3 Triliun

Sementara produksi yang masih cukup baik adalah di Jawa dan Sumatra, khususnya Sumatra Utara, banyak di setor ke daerah lain. 

“Namun kami melihat ini bersifat temporer. Dalam dua bulan nanti akan mulai masuk masa panen cabai, sehingga keadaan bisa berangsur membaik,” tambah Perry. 
Dengan melihat kondisi tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi Indonesia hingga akhir tahun akan berada di bawah 3,5 persen. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.