Dark/Light Mode

33 Perusahaan China Lebih Pilih Vietnam Dan Thailand, Jokowi Geram

Rabu, 4 September 2019 18:54 WIB
Presiden Jokowi saat menyampaikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Antisipasi Perkembangan Perekonomian Dunia, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/9). (Foto: Randy Kurniawan/Rakyat Merdeka)
Presiden Jokowi saat menyampaikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Antisipasi Perkembangan Perekonomian Dunia, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/9). (Foto: Randy Kurniawan/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mengingatkan jajarannya untuk mengantisipasi terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kemungkinan resesi ekonomi. Salah satu caranya dengan menarik investasi langsung atau Foreign Direct Investment (FDI).

“Kuncinya hanya ada di situ, nggak ada yang lain, nggak ada yang lain. Kuncinya hanya ada di situ,” tegas Presiden Jokowi seperti dikutip dari situs Setkab saat menyampaikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Antisipasi Perkembangan Perekonomian Dunia, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/9).

Eks Walikota Solo itu meminta seluruh kementerian yang berkaitan dengan ekonomi menginventarisir regulasi-regulasi yang menghambat dan memperlambat masuknya investasi. Pekan depan, Jokowi akan menyampaikan bagaimana menyederhanakan peraturan-peraturan yang menghambat dan memperlambat itu.

Baca juga : 2 Perusahaan di DKI Dipaksa Perbaiki Cerobong

Jokowi mencontohkan, leletnya regulasi bisa dilihat dari 33 perusahaan yang dua bulan lalu keluar dari China, 23 memilih di Vietnam, 10 lainnya perginya ke Malaysia, Thailand dan Kamboja. Nggak ada yang masuk ke Indonesia.

“Dari 33 tadi, sekali lagi 33 perusahaan yang di Tiongkok yang keluar, saya ulang, 23 ke Vietnam 10 ke Kamboja, Thailand, dan Malaysia. Tidak ada yang ke Indonesia. Tolong ini digarisbawahi,” tegasnya Pseraya mengingatkan, berarti kita memiliki persoalan yang harus diselesaikan.

Setelah dilihat lebih detail lagi, kalau mau pindah ke Vietnam itu hanya butuh waktu 2 bulan rampung semuanya. Di sini bisa bertahun-tahun, penyebabnya hanya itu nggak ada yang lain.

Baca juga : Beresin Kebakaran Hutan, Jokowi Main Keras

Presiden juga menunjuk contoh 2017, ada 73 perusahaan Jepang memilih relokasi. Pilihan relokasinya 43 ke Vietnam, 11 ke Thailand dan Filipina, baru yang berikutnya 10 ke Indonesia.

Sekali lagi, kata Jokowi? masalah itu ada di internal pemerintah sendiri. Nah keluar dari perlambatan pertumbuhan ekonomi global itu, ada disitu. “Dan kemungkinan kita bisa memayungi kita dari kemungkinan resesi global yang semakin besar juga ada di situ,” ujarnya.

Jangan Minta Dilayani

Baca juga : Survei KKI: Konsumen Ojol Lebih Pilih Layanan Dibanding Tarif Murah

Untuk itu, Presiden meminta semua kementerian yang berkaitan dengan investasi, tidak hanya di BKPM, agar membuka pintu perusahaan-perusahaan yang sudah masuk tapi belum realisasi. Dia meminta, agar dalam seminggu ini juga diinventarisir dan nanti disampaikan.

“Jadi tolong juga menteri-menteri ini memberikan pelayanan yang baik kepada investasi-investasi yang memang itu menjadi sebuah solusi dan jalan keluar dari tadi yang sudah saya sampaikan. Dampingi mereka sampai terealisasi, kita jangan kaya pejabat minta dilayani, kita melayani, dah,” tukasnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.