Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Kredit Perbankan Tumbuh 8,08 Persen, OJK Sebut Sektor Keuangan Masih Aman
Rabu, 7 Juni 2023 17:14 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas sektor jasa keuangan domestik tetap terjaga dengan permodalan solid, profil risiko terjaga dan likuiditas tetap memadai.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, ketidakpastian negosiasi debt-ceiling di Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan volatilitas di pasar keuangan global khususnya di pasar surat utang setelah sempat mereda seiring tekanan terhadap perbankan global yang juga mereda.
“Selain itu, tingkat inflasi yang persisten di level yang tinggi, kinerja perekonomian dan pasar tenaga kerja di AS yang masih solid diperkirakan akan dapat kembali memicu kenaikan suku bunga kebijakan di AS,” jelasnya dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) di Jakarta, Selasa (6/6).
Baca juga : TKDN Pertamina Tembus 60 Persen, Nilainya Rp 22,3 T
Menurut dia, tren pelemahan perekonomian global juga masih berlanjut terutama tercermin dari penurunan aktivitas industri dan perdagangan internasional, pertumbuhan perekonomian China yang lebih rendah daripada ekspektasi semula, penurunan harga komoditas, serta fragmentasi geopolitik. Meski begitu, kinerja perekonomian nasional terpantau relatif stabil dengan inflasi mengalami penurunan menjadi 4 persen yoy pada April 2023.
Kinerja sektor manufaktur masih melanjutkan ekspansi dengan Purchasing Managers Index (PMI) di Mei 2023 menjadi 50,3, namun melambat dibandingkan bulan sebelumnya April 2023 di angka 52,7. “Neraca perdagangan juga mencatatkan surplus di bulan April 2023 meski kinerja ekspor mengalami kontraksi yang cukup dalam dipengaruhi turunnya harga dan volume komoditas ekspor utama Indonesia,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae memaparkan, masih cukup stabilnya kondisi sektor keuangan juga terlihat pada kredit perbankan di April 2023 yang tumbuh 8,08 persen yoy menjadi Rp 6.464 triliun didorong oleh pertumbuhan kredit modal kerja yang termoderasi menjadi 6,55 persen yoy.
Baca juga : Patungan Jet Tempur KF-21 Baru 17 Persen, Korsel Minta Kepastian Indonesia
Secara bulanan, kredit modal kerja dan konsumsi tumbuh masing-masing sebesar 0,55 persen dan 0,32 persen, dengan kredit investasi terkontraksi 0,16 persen.
“Untuk pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada April 2023 tercatat menurun menjadi 6,82 persen yoy menjadi Rp 7.996 triliun, utamanya didorong penurunan pada tabungan,” ujar Dian.
Dari sisi likuiditas industri perbankan pada April 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 118,25 persen dan 26,58 persen, meskipun menurun namun masih jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Baca juga : BSI Targetkan Pembiayaan Griya Tumbuh 6,42 Persen Hingga Semester I-2023
“Bahkan risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,78 persen dan NPL gross sebesar 2,53 persen. Di bulan Maret 2023 sebesar 2,49 persen,” rincinya.
Kemudian untuk kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp 19,42 triliun menjadi Rp 386 triliun, dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 1,74 juta nasabah. Risiko pasar juga menurun ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat sebesar 1,60 persen, jauh di bawah threshold 20 persen.
Sementara, permodalan perbankan masih di level yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan 24,57 persen. “OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko,” ucapnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya