Dark/Light Mode

Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi

APBN 2024 Dirancang Optimistis Dan Hati-hati

Minggu, 20 Agustus 2023 06:45 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar RUU tentang APBN tahun anggaran 2024 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww)
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar RUU tentang APBN tahun anggaran 2024 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah tetap mewaspadai geopolitik dan berhati-hati dalam merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Arsitektur APBN tahun depan didesain agar mampu merespons dinamika perekonomian, menjawab tantangan, mendukung agenda pembangunan dan kesejahteraan secara optimal.

APBN juga didesain untuk mem­percepat transformasi ekonomi dan menjaga momentum per­tumbuhan ekonomi berkualitas.

Presiden Jokowi mengatakan, untuk mendukung transformasi ekonomi, agenda pembangunan serta melindungi masyarakat dari goncangan krisis, postur APBN 2024 harus tetap sehat.

Baca juga : BNI Ventures Komit Jaga Momentum Pertumbuhan Di Periode Pendirian

“Reformasi fiskal harus terus dilakukan secara komprehensif, baik optimalisasi pendapatan, melanjutkan penguatan belanja berkualitas serta pembiayaan inovatif dan dikelola secara hati-hati,” ujar Jokowi, menyampai­kan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang ten­tang APBN 2024 beserta Nota Keuangan saat Rapat Paripurna DPR, Rabu (16/8).

Dijelaskan mantan Gubernur DKI Jakarta itu, dalam asumsi dasar ekonomi makro, pertum­buhan ekonomi nasional pada 2024 diprediksi berada pada angka 5,2 persen, atau lebih ren­dah dibandingkan target tahun ini yaitu 5,3 persen.

Jokowi juga mengatakan, Pemerintah menjaga inflasi pada kisaran 2,8 persen. Target ini terbilang rendah, mengingat inflasi melonjak hingga 5,51 persen tahun lalu.

Baca juga : Ganjar Bikin Pertumbuhan Ekonomi Jateng Naik Di Triwulan II 2023

Inflasi Indonesia sudah me­landai ke 3,08 persen pada Juli tahun ini, sejalan dengan berkurangnya dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun lalu.

Pemerintah juga tetap mengoptimalkan peran APBN untuk memitigasi tekanan inflasi, baik akibat perubahan iklim maupun gejolak eksternal.

Sementara, rata-rata nilai tu­kar rupiah diprediksi bergerak di sekitar Rp 15.000 per dolar AS. Sedangkan untuk rata-rata suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diprediksi be­rada pada level 6,7 persen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.