Dark/Light Mode

Kepala BNPT Ingatkan Perubahan Pola Pergerakan Teroris, Hati-hati...

Kamis, 13 Juli 2023 06:43 WIB
Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel (kedua kanan) bersama As SDM Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo, 
penulis buku Radikalisme, Terorisme, dan Deradikalisasi di Indonesia (kedua kiri) dan Ketua STIK Lemdiklat Polri  Irjen. Pol. Nico Afinta (kanan). (Foto: Humas BNPT)
Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel (kedua kanan) bersama As SDM Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo, penulis buku Radikalisme, Terorisme, dan Deradikalisasi di Indonesia (kedua kiri) dan Ketua STIK Lemdiklat Polri Irjen. Pol. Nico Afinta (kanan). (Foto: Humas BNPT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Serangan teror, dilaporkan terus mengalami tren menurun, sejak 2018 sampai 2022. Namun, kita tetap tak boleh lengah.

Terkait hal ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel menjelaskan, penurunan serangan terjadi karena adanya perubahan pola pergerakan sel teroris, dan masifnya penindakan oleh aparat penegak hukum.

Baca juga : Kembangkan Suap Dana PEN, KPK Tetapkan Bupati Muna Tersangka

"Sel-sel terorisme berubah pola gerakannya, dari semula hard menjadi soft approach. Di atas permukaan, mereka menggunakan jubah agama. Di bawah permukaan, mereka melakukan gerakan ideologis secara masif dan terstruktur," papar Rycko dalam kegiatan bedah buku Radikalisme, Terorisme, dan Deradikalisasi di Indonesia karya As SDM Polri Irjen. Pol. Dedi Prasetyo dan anggota Kompolnas Mohammad Dawam, Rabu (12/7)

Rycko menambahkan, kelompok penganut paham kekerasan tak lagi terang-terangan menunjukkan eksistensinya, melalui serangan fisik.

Baca juga : Airlangga: Bea Masuk Tinggi Harus Dikurangi

Mereka gencar melakukan pendekatan lunak, yang dibungkus narasi dan simbol keagamaan. Padahal, tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan intoleransi.

"Tidak ada satu pun agama, yang mengajarkan tentang kekerasan, yang tidak bisa menerima perbedaan," tegas Rycko.

Baca juga : Dubes Fientje Sosialisasikan Perubahan Kebijakan Imigrasi Di Christchurch

Mantan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri itu menekankan, kerja sama merupakan kunci untuk memutus mata rantai radikalisme dan terorisme. Karena itu, seluruh unsur di negeri ini harus terlibat dalam pencegahan.

"Dalam menghadapi masalah atau fenomena sosial seperti ini, kami tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, multi-stakeholder collaboration is a must. Semua harus berkolaborasi," tandas Rycko. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.