Dark/Light Mode

BI: Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II Defisit Rp 113 T

Selasa, 22 Agustus 2023 13:07 WIB
Bank Indonesia. (Foto: Ist)
Bank Indonesia. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II-2023 tetap terjaga di tengah kondisi ketidakpastian global.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, defisit transaksi berjalan tercatat rendah di tengah kondisi penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta kenaikan permintaan domestik. "Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang masih terkendali seiring dampak tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," ujarnya, Selasa (22/8).

Dengan perkembangan tersebut, NPI pada triwulan II-2023 mencatat defisit 7,4 miliar dolar AS atau Rp 113 triliun dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni tercatat tetap tinggi sebesar 137,5 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca juga : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Ke-3 Di G20, Pengamat Jempoli Bahlil

Menurut dia, transaksi berjalan mencatat defisit rendah di tengah kondisi penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik. Pada triwulan II-2023, transaksi berjalan mencatat defisit 1,9 miliar dolar AS atau 0,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), setelah membukukan surplus 3,0 miliar dolar AS atau 0,9 persen dari PDB pada triwulan sebelumnya.

Surplus neraca perdagangan nonmigas masih tinggi meski lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Kondisi ini dipengaruhi ekspor nonmigas yang menurun sejalan dengan penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global, sedangkan impor menurun terbatas di tengah kondisi membaiknya aktivitas ekonomi domestik.

"Defisit neraca perdagangan migas meningkat dipengaruhi tingginya konsumsi BBM sebagai dampak naiknya mobilitas dan kebutuhan pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)," ujarnya.

Baca juga : Ganjar Bikin Pertumbuhan Ekonomi Jateng Naik Di Triwulan II 2023

Lebih lanjut, kata dia, defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer juga lebih tinggi sejalan dengan peningkatan ekonomi domestik dan pola pembayaran dividen pada periode laporan.

Erwin menjelaskan, kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali, ditopang oleh investasi langsung di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Investasi langsung tetap solid sehingga tetap mampu membukukan surplus sebagai cerminan dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik.

Sementara itu, investasi portofolio dan investasi lainnya mencatat defisit sejalan dampak kenaikan ketidakpastian pasar keuangan global, serta peningkatan pembayaran global bonds dan pinjaman luar negeri yang jatuh tempo sesuai pola kuartalan. Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada triwulan II-2023 mencatat defisit 5,0 miliar dolar AS atau 1,4 persen dari PDB, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat surplus 3,7 miliar dolar AS atau 1,1 persen dari PDB.

Baca juga : Cerita Pembina Pramuka Indonesia, Setelah Diungsikan Ke Asrama Kampus Di Korsel

BI menilai kinerja NPI triwulan II-2023 yang terjaga mampu terus menopang ketahanan eksternal Indonesia. Ke depan, BI senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.