Dark/Light Mode

Dampak Turunnya Suku Bunga

Darmin Pede Kemampuan Pinjam Rakyat Bakal Naik

Senin, 23 September 2019 07:00 WIB
Menko Perekonomian Darmin Nasution
Menko Perekonomian Darmin Nasution

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 0,25 persen menjadi 5,25 persen.

Menanggapi itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, penurunan suku bunga diyakini bisa mendorong kegiatan perekonomian masyarakat.

Salah satu yang akan berpengaruh adalah meningkatnya kemampuan pinjam masyarakat atau dunia usaha."Peningkatan kemampuan pinjaman masyarakat atau dunia usaha akan mendorong kegiatan perekonomian. Karena, pinjaman akan digunakan untuk berusaha secara umum maupun perumahan, segala macam," kata Darmin di Jakarta.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu juga berharap, kebijakan moneter ini dapat memberikan dampak positif dalam jangka pendek maupun panjang terhadap kinerja perekonomian dalam negeri, baik dari sisi konsumsi rumah tangga maupun penguatan investasi.

Darmin juga memastikan pemerintah menyiapkan kebijakan dari sisi fiskal untuk mendukung kebijakan bank sentral. Apalagi, BI juga mengeluarkan kebijakan makro prudensial dengan menurunkan uang muka (Down Payment/DP) kredit properti dan kepemilikan kendaraan bermotor.

Baca juga : Darmin Pede DP Rumah Turun Dongkrak Daya Beli

Ia menyebut, pemerintah akan mengeluarkan peraturan Omnibus Law terkait kemudahan berusaha dan revisi regulasi mengenai perpajakan guna memperkuat investasi. 

Dengan langkah ini, akan memberikan kemudahan-kemudahan perizinan yang selama ini menghambat."Pemerintah sedang menyiapkan, paling tidak menyiapkan omnibus law untuk perizinan dan untuk fiskal," kata Darmin.

Konsep omnibus law adalah undang-undang yang dibuat secara lintas undang-undang sektoral untuk mencabut berbagai ketentuan dari sektor-sektor tersebut. Omnibus law juga memungkinkan pemerintah membatalkan ketentuan di sejumlah UU.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, langkah BI menurunkan suku bunga acuan sudah tepat. Tapi kondisi likuditas bank juga perlu mendapat perhatian, khususnya terkait relaksasi Giro Wajib Minimum (GWM).

"Sebagai contoh, bunga acuan yang beberapa kali turun transmisi ke penurunan bunga kredit bisa sampai 3-5 bulan," kata Bhima kepada Rakyat Merdeka.

Baca juga : Diganjar BMN Awards, Pengelolaan Aset MPR Berjalan Sangat Baik

Kenapa begitu lama? Bhima mengatakan, hal ini terjadi karena Loan to Deposit Ratio (LDR) bank 94 persen. Artinya, bank akan berfikir ulang untuk ekspansi kredit karena ruang penyaluran kredit terbatas. 

"Apalagi akhir tahun bank akan rebutan dana dengan pemerintah karena adanya frontloading Surat Berharga Negara (SBN). Tanpa adanya stimulus di likuiditas ke bank dampak aksi BI tadi akan lambat dirasakan ke pertumbuhan kredit," tegasnya.

Sementara, ekonom Indef Eko Listiyanto menilai,  penurunan suku bunga acuan BI akan mendongkrak kinerja sektor konsumsi dan kredit modal kerja, karena banyaknya permintaan menjelang momen akhir tahun.

"Momentum natal dan libur akhir tahun biasanya permintaan naik dan ini akan menstimulus kinerja ekonomi. Pada saat seperti itu upayanya dilakukan mulai dari sekarang," katanya.

Penurunan suku bunga acuan, lanjut Eko, juga akan lebih banyak mendorong sektor-sektor yang perputaran ekonominya berlangsung cepat seperti konsumsi dan modal kerja untuk perdagangan.

Baca juga : Gara-gara Asap, 80 Persen Penerbangan Di Pontianak Batal Terbang

"Ketika kinerja sektor itu meningkat, maka akan turut menggairahkan pertumbuhan sektor riil yang biasanya akan terlihat sekitar tiga bulan setelah kebijakan moneter itu dikeluarkan," tutupnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia untuk ketiga-kalinya memangkas suku bunga acuan 7-day Reverse Repo Rate sebesar 0,25 persen menjadi 5,25 persen.

Pemangkasan beruntun suku bunga acuan sejak Juli hingga September 2019 ini merupakan kebijakan antisipatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, di tengah ekonomi global yang terus melambat. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.